Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Miliarder Inggris Boyong Properti Mewah di Kota Singa, Tujuannya. . .

        Miliarder Inggris Boyong Properti Mewah di Kota Singa, Tujuannya. . . Kredit Foto: Unsplash/Shawn Ang
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Usai beredar kabar membeli penthouse paling mahal di Singapura, miliarder asal Inggris James Dyson kembali memboyong sebuah properti mewah di Kota Singa tersebut.?

        Dyson membeli properti mewah yang dilengkapi dengan kolam renang dan air terjun di dalam rumah. Seperti yang diwartakan oleh The Straits Times, Dyson telah memberikan persetujuan untuk membeli rumah mewah itu seharga SGD45 juta atau sekitar Rp461 miliar.

        Baca Juga: Pascapensiun, Bos Alibaba Pilih Tinggal di Singapura?

        Rumah baru milik miliarder penemu mesin penyedot debu tanpa kantong ini tepatnya menghadap ke Singapore's Botanic Gardens yang terdaftar di UNESCO.

        Untuk tambahan informasi, tak semua orang diperbolehkan membeli rumah atau properti di Singapura. Apabila orang asing bisa memiliki rumah di sana, itu tandanya ia memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di Singapura.

        Selain membeli properti, Dyson juga berencana memindahkan kantor pusatnya ke Singapura. Hal itu bertujuan untuk mendekatkan dengan pertumbuhan pasar.

        Pasalnya, perusahaan yang memiliki nama seperti dirinya itu berencana ingin membangun mobil listrik pertama di Singapura.?

        Rencana Dyson selain membeli rumah di Singapura, ia juga berencana untuk memindahkan kantor pusat perusahaannya dari Inggris ke Singapura.

        Dyson mengaku dengan melihat berkembangkanya fokus bisnis di Singapura, membuat dirinya mengembangkan bisnisnya di sana dan tentu saja Dyson membeli properti yang menguntungkan untuk masa depan keluarganya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Bagikan Artikel: