Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Cukup Separuh, AXA Lahap 50% Lagi AXA Tianping

        Tak Cukup Separuh, AXA Lahap 50% Lagi AXA Tianping Kredit Foto: Reuters/Christian Hartmann
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        AXA akan menjadi pemilik saham penuh di perusahaan joint venture AXA Tianping. Perusahaan asuransi yang berkantor pusat di Paris, Prancis tinggal selangkah lagi menunggu persetujuan dari China Banking and Insurance Regulatory Commission atas pembelian sisa saham 50%.

        Laporan Chinadaily.com menyebutkan CEO Grup AXA, Thomas Buberl mengatakan akuisisi ini semakin mempertegas keyakinan AXA, bahwa beroperasi di China akan menjadi mesin pertumbuhan utama grup. AXA Tianping akan mewakili platform unik bagi AXA untuk menangkap potensi pertumbuhan asuransi property dan casualty (P&C) dan pasar kesehatan yang signifikan di Cina.

        Baca Juga: Genjot Pertumbuhan Unit Link, AXA Luncurkan Produk Baru

        Menandaskan langkah AXA, CEO AXA China, Xavier Veyry mengatakan alasan untuk melanjutkan pembelian saham tersebut karena percaya inilah waktu yang tepat. Inilah waktu yang tepat, perusahaan yang tepat, orang-orang yang tepat dan infrastruktur yang tepat untuk menyebarkan strategi ambisius sebagai strategi diversifikasi di China.

        Bisnis AXA Tianping sebesar 90% berorientasi pada motor sampai saat ini. AXA Tianping akan mendiversifikasi bisnisnya pasca akuisisi mengingat transformasi pasar China. Perusahaan akan beroperasi dengan menyasar kelompok berpenghasilan menengah yang sedang tumbuh, dan digitalisasi untuk meningkatkan bisnis.

        Baca Juga: Axa Asia Kuasai 80% Saham MAGI

        Tepatnya, menurut Veryry, sasaran pelanggan perusahaam pada kendaraan bermotor, perawatan kesehatan, dan gaya hidup.

        Pada bulan November, Chinadaily.com, AXA mengumumkan telah setuju dengan AXA Tianping Property & Casualty Insurance Co Ltd atas pembelian 50% saham yang terakhir untuk 4,6 miliar yuan atau US$642 juta.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Kumairoh

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: