Pemimpin Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud mengutuk serangan terhadap kilang minyak Saudi Aramco sekaligus menyebut serangan itu sebagai agresi teroris pengecut.
Kilang minyak Aramco di Abqaiq dan Khurais diserang pesawat tanpa awak (drone) pada Sabtu (14/9/2019) pagi pekan lalu. Kilang minyak tersebut merupakan salah satu yang terbesar yang dimiliki Saudi.?
Sampai saat ini, Saudi belum bisa memastikan siapa pelaku di balik serangan pesawat nirawak. Sebab itulah Saudi masih menyebutnya sebagai serangan teroris.
Baca Juga: Terkait Serangan Fasilitas Minyak Arab Saudi, AS Nyatakan Siap Serang Iran
Solidaritas datang dari Raja Yordania Abdullah II, Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmed al-Jaber al-Sabah dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Selama melakukan panggilan telepon Raja Abdullah mengutuk serangan teroris terhadap dua fasilitas kilang minyak Aramco.
Raja Abdullah II, seperti dikutip dari?SPA, Senin (16/9/2019), mendukung Arab Saudi untuk setiap tindakan yang diambilnya guna menjaga keamanan dan stabilitas, serta untuk menghadapi terorisme.
Raja Salman menyambut baik solidaritas Raja Abdullah II.
"Arab Saudi mampu mencegah agresi teroris pengecut seperti itu dan (mampu) untuk mengatasi dampaknya," imbuhnya.
Baca Juga: Perusahaan Minyak Arab Saudi Terbakar Usai Diserang Drone Tak Dikenal
Emir Kuwait dalam panggilan telepon kepada Raja Salman juga mengutuk keras serangan teroris terhadap fasilitas kilang minyak Aramco di Abqaiq dan Khurais. Dia menekankan bahwa pemerintah Kuwait dan rakyatnya berdiri bersama Arab Saudi.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud turut mengutuk keras serangan tersebut. Dia mengatakan pemerintah Palestina dan rakyanya mendukung Arab Saudi dalam menghadapi aksi-aksi teroris yang bermusuhan seperti itu.
Serangan besar-besaran itu diklaim kelompok pemberontak Houthi Yaman. Namun, para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) tak percaya dengan klaim Houthi. Para pejabat tersebut, termasuk Menteri Luar Negeri Michael Pompeo, menuduh Iran sebagai pelakunya.
Seorang pejabat senior administrasi Trump yang berbicara kepada ABC News dalam kondisi anonim mengatakan selusin rudal jelajah dan lebih dari 20 pesawat nirawak diluncurkan Iran dari wilayahnya terhadap dua lokasi kilang minyak di Saudi.
Baca Juga: Aniaya Tukang Ledeng di Paris, Putri Arab Saudi Dijatuhi Hukuman Penjara
"Itu adalah Iran. Para Houthi mengklaim pujian atas sesuatu yang tidak mereka lakukan," katanya.
Pompeo melalui Twitter meragukan klaim Houthi. Dia terang-terangan menuduh Iran sebagai pelakunya.
"Tidak ada bukti serangan datang dari Yaman," tulis Pompeo di Twitter.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengecam tuduhan AS. "Kebohongan maksimal," tulis Zarif di Twitter merespons tuduhan Pompeo.
Pejabat militer Iran menyatakan siap perang dengan Amerika dengan menjamin bahwa rudal-rudal Teheran mampu menjangkau pangkalan militer dan kapal induk Amerika yang berada di Timur Tengah.
Pada Senin (16/9/2019), pemerintah Iran melalui stasiun televisi negara, mengatakan tuduhan Amerika tidak bisa diterima dan tidak berdasar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: