Kelompok Kriminal Filipina Tak Berani Culik Kapten Kapal Asal Indonesia, Alasannya. . .
Nelayan yang berasal dari Indonesia tak diculik oleh kelompok bersenjata Filipina. Hal tersebut dikarenan mereka khawatir akan ditegur oleh pimpinan kelompok Abu Sayyaf. Nama nelayan yang tak diculik tersebut bernama kapten Lautu Raali (54). Menurut laporan The Star, Rabu (25/9/2019) Lautu pada 2016 pernah diculik oleh Abu Sayyaf dan disandera di Pulau Jolo, pulau di barat daya Filipina selama 14 bulan.
Tiga awak kapal kapten Lautu juga dibebaskan saat mereka mengaku sebagai suku Suluk, suku yang berasal dari Pulau Sulu, Filipina?selatan. Meenurut beberapa sumber dari pihak keamanan Filipina menyebutkan orang-orang bersenjata itu bekerja untuk Salip Mura dari Abu Sayyaf.
Baca Juga: Ada Hadiah 1 Juta Peso, Duterte Ajak Warga Filipina Ramai-ramai Tangkap Penjahat
Para penculik berada di perairan Tambisan timur yang berbatasan dengan pulau Tawi-Tawi di Filipina selatan. Menurut sumber itu menyebutkan jika kelompok penculik telah berkeliaran di perbatasan laut selama berbulan-bulan untuk mencari calon sandera. Pada Senin (23/9) kelompok itu menculik tiga WNI setelah membiarkan Lautu dan 3 awaknya.
Para penculik dikabarkan telah berbicara dalam bahasa Suluk dan Melayu. Mereka memutuskan tidak membawa Lautu karena mereka Salip, atasannya, akan marah jika mereka membawa kembali seorang mantan sandera ke Jolo.
Ketiga awak Lautu tersebut dikabarkan bernama Rosman Ahmadun (43), Rajiman Kuk Su Tang (34), serta seorang Suluk Filipina bernama Hashim (38). Ketika kapal penangkap ikan kedua muncul, empat orang bersenjata itu melaju ke arahnya dan menculik tiga orang Indonesia.
Menurut Komisaris Polisi Sabah, Datuk Omar Mammah membenarkan jika orang-orang bersenjata membawa orang Indonesia atas nama Samiun Maniu (27), Maharuydin Lunani (48) dan Muhammas Farhan (27).
"Kami belum menerima permintaan tebusan atau komunikasi dari orang-orang bersenjata itu," katanya.
Pihak kepolisian masih memastikan mengapa kelompok itu hanya menculik tiga orang Indonesia dan bukan para nelayan. Omar menyebut para penculik menggunakan dua perahu dan dipersenjatai dengan senapan dan pistol.
"Kami percaya mereka adalah bagian dari kelompok penculik," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: