Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jadi Pemenang Nobel Perdamaian 2019, PM Ethiopia Dihadiahi Uang Rp12,9 miliar

        Jadi Pemenang Nobel Perdamaian 2019, PM Ethiopia Dihadiahi Uang Rp12,9 miliar Kredit Foto: (Foto: BBC)
        Warta Ekonomi, Oslo -

        Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian 2019 atas upayanya mendamaikan negaranya dengan Eritrea. Kedua negara tersebut diketahui telah terlibat dalam perang di perbatasan antara 1998 sampai 2000, memulihkan hubungannya pada Juli 2018 setelah bertahun-tahun bermusuhan.

        Hadiah Nobel yang bernilai sebesar 9 juta krona Swedia, atau sekira Rp12,9 miliar tersebut diserahkan di Oslo pada 10 Desember 2019, di hari peringatan ulang tahun kematian industrialis Swedia Alfred Nobel, yang mendirikan penghargaan itu dalam wasiatnya pada 1895.

        "Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali telah dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini atas upayanya untuk mencapai perdamaian dan kerja sama internasional, dan khususnya atas inisiatif yang menentukan untuk menyelesaikan konflik perbatasan dengan negara tetangga Eritrea," demikian diumumkan Komite Nobel Norwegia dalam kutipannya yang dilansir Reuters, Jumat (11/10/2019).

        Baca Juga: Hilang Selama 21 Tahun, Mahkota Berusia Ratusan Tahun Ini kembali ke Ethiopia

        "Hadiah itu juga dimaksudkan untuk mengakui semua pemangku kepentingan yang bekerja untuk perdamaian dan rekonsiliasi di Ethiopia dan di wilayah Afrika Timur dan Timur Laut," tambahnya.

        Saat menginjak usia 43 tahun, Abiy Ahmed merupakan kepala pemerintahan termuda di Afrika.

        "Kemenangan dan pengakuan ini adalah kemenangan kolektif bagi semua rakyat Ethiopia, dan seruan untuk memperkuat tekad kami dalam menjadikan Ethiopia - cakrawala harapan baru - negara yang makmur bagi semua orang," terang kantor perdana menteri dalam pernyataannya, mengutip Abiy.

        "Kami bangga sebagai bangsa."

        Saat menduduki pada April 2018 menyusul pengunduran diri perdana menteri sebelumnya, Hailemariam Desalegn, Abiy telah mengumumkan serangkaian reformasi yang menjanjikan perubahan mendasar bagi negara berpenduduk sekira 100 juta jiwa itu.

        Lewat liberalisasi parsial perekonomian yang dikendalikan oleh negara sampai merombak pasukan keamanan yang telah membantu koalisi yang berkuasa mempertahankan cengkeraman yang kuat pada kekuasaan sejak 1991. Tetapi, prestasi terbesar Abiy sampai saat ini adalah mengamankan perdamaian dengan negara tetangga yang bermusuhan, Eritrea.

        Namun, harus dilihat dahulu apakah Abiy akan mampu membentuk kembali Ethiopia dan membukanya ke dunia dari dalam sistem saat ini. Tak hanya menghadapi banyak tantangan, dia juga memanggul harapan tinggi dari kaum muda Ethiopia yang menginginkan lapangan pekerjaan, pembangunan dan kesempatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: