PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), usaha patungan antara Pertamina dan Rosneft PJSC, telah menandatangani perjanjian dengan Spanish Tecnicas Reunidas SA untuk melaksanakan Basic Engineering Design (BED) dan Front-End Engineering Design (FEED). Perjanjian tersebut terkait proyek pembangunan kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur. Penandatanganan dilakukan di Moskow, Rusia pada Senin (28/10).
PRPP sendiri merupakan joint venture yang telah dibentuk sejak Oktober 2016 dengan kepemilikan saham Pertamina sebanyak 55 persen dan Rosneft 45 persen. Usaha patungan dua perusahaan migas ini dibentuk dengan melihat kondisi pasar dan prospek pertumbuhan Indonesia yang menjanjikan.?
Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Bersih-Bersih Pantai di Pulau Seribu
Hal inilah yang kemudian mendorong Pertamina dan Rosneft bersepakat untuk mengembangkan konsep kompleks kilang dan petrokimia yang memiliki daya saing tinggi. Bahkan, pabrik tersebut nantinya diprediksi akan menjadi salah satu kilang dengan teknologi tercanggih di dunia (dengan indeks kompleksitas Nelson mencapai 13.1).?Kilang Tuban didesain untuk memiliki kapasitas pengolahan utama hingga 15 mmta, yang sebagian di antaranya akan mengolah Petrokimia seperti produk Etilen sebanyak 1 mmta dan hidrokarbon aromatik sebanyak 1,3 mmta.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan bahwa proyek tersebut akan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia, baik dalam penyediaan infrastruktur yang diperlukan maupun kebutuhan lainnya. Kilang Tuban rencananya akan mulai berjalan pada tahun 2025. Dari titik inilah, klaster industri kimia baru akan tercipta di Tuban.
"Bagi Pertamina, penandatanganan kali ini merupakan tonggak penting atas kemajuan proyek Kilang Tuban. Sebagai bagian dari New Grass Root Refinery (NGRR) yang dibangun Pertamina, Kilang Tuban akan menjadi penopang bisnis Pertamina ke depannya. Baik untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri maupun untuk menghasilkan produk petrokimia yang bernilai tinggi," jelas Fajriyah, Rabu (30/10/2019).
Dengan adanya tambahan Kilang Tuban dan beberapa kilang lainnya, Indonesia diprediksi tidak perlu mengimpor BBM setelah semua proyek kilang selesai.?Lebih dari itu, Pertamina juga bisa memasok produk hasil olahannya yang berlebih ke pasar komersial. Hal ini tentunya menjadi perhatian utama perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja dan kesejahteraan Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum