Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, memberitahu tiga tokoh Partai Republik akhir-akhir ini ia berencana mengundurkan diri. Dalam situsnya, majalah Time melaporkan kepada para politikus Partai Republik itu, Pompeo mengaku ingin maju sebagai Senat dari Kansas dalam pemilihan tahun depan.
Kepada Time, tiga politikus Partai Republik itu mengatakan sebenarnya Pompeo berencana tetap berada di Departemen Luar Negeri sampai musim semi tahun depan. Tapi perkembangan terakhir, termasuk penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump telah merugikannya secara politis dan merusak hubungannya dengan presiden.?
Baca Juga: Pompeo: AS Dukung Penuh Demonstran Iran
Karena itu, para sumber mengatakan, kini Pompeo memikirkan ulang rencananya. Time menjelaskan para sumber adalah orang-orang yang masih aktif berpolitik. Satu orang pernah menjabat dalam pemerintahan Trump, satu orang masih bertahan di pemerintah, dan satu orang lagi pernah duduk dijabatan tinggi dan masih aktif dalam politik.
"Tidak ada indikasi apakah Pompeo sudah mendiskusikan rencananya kepada Presiden Trump," tulis Time dalam laporan mereka, Rabu (20/11).
Para sumber dari Partai Republik itu mengatakan kini rencana Pompeo akan diputuskan pada kemampuannya untuk keluar dengan mulus dari pemerintahan. Time melaporkan rumor Pompeo akan mulai berkampanye untuk kursi Senat sudah tersebar selama berbulan-bulan. Sementara ia berulang kali mengatakan tidak berniat maju dan tak mengesampingkan kemungkinan itu. Sebelumnya, pembantu-pembantu Pompeo membantah ia akan mengundurkan diri.
Kabar rencana Pompeo mengundurkan diri bertepatan sebelum salah satu saksi kunci penyelidikan pemakzulan Trump bersaksi di hadapan House of Representative. Duta Besar AS untuk Uni Eropa Gordon Sondland akan menjawab pertanyaan dari para anggota komite House.
Sondland, pengusaha hotel, memiliki keterlibatan langsung dalam skandal Ukraina. Penyelidikan pemakzulan terbuka memasuki pekan kedua. Pada pekan ini ada sembilan penjabat yang akan memberikan kesaksian.
Baru-baru ini Trump mengatakan ia tidak terlalu mengenal Sondland, duta besar yang ia tunjuk sendiri. Sementara Sondland mengaku sudah bicara beberapa kali dengan presiden dan bertindak sesuai dengan arahnya. Tampaknya ia akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit dari anggota House tentang sambungan telepon 25 Juli lalu.
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Pompeo, Kemenlu Iran: AS Dukung Para Anarkis, Bukan Dukung Warga Iran
Sebelumnya pejabat-pejabat Gedung Putih yang bersaksi dihadapan House mengatakan mereka khawatir dengan upaya Trump meminta Ukraina menyelidiki lawan politiknya. Salah satu pejabat mengatakan hal itu mengejutkan.
"Sejujurnya saya tidak percaya apa yang saya dengar, itu mungkin elemen mengejutkan, yang dalam hal tertentu, ketakutan terburuk saya bagaimana kebijakan Ukraina kami bisa dimainkan," kata Letnan Kolonel Alex Vindman dalam kesaksiannya, Selasa (19/11) malam.
Vindman adalah pakar Ukriana di Gedung Putih. Ia mengatakan permintaan Trump kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Juli lalu tidak pantas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: