Perusahaan jual-beli berbasis online Bukalapak menargetkan 1.000 warung tradisional di kota Kediri Jatim akhir tahun ini. Upaya ini sebagai untuk lima tahun ke depan fokus yang akan dilakukannya untuk mendorong pertumbuhan inklusi keuangan melalui warung tradisional.
Menurut AVP Public Policy & Government Relations Bukalapak, Bima Laga, inklusi keuangan melalui warung tradisional suatu bentuk dari implementasi strategi bisnis, Mitra Bukalapak. Program tersebut telah diluncurkan dua tahun lalu, Mitra Bukalapak kini telah berjumlah lebih dari 2,5 juta dan mentransformasi lebih dari 1.2 juta warung tradisional di 477 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
"Warung-warung tradisional yang persebarannya hingga ke pelosok negeri merupakan pendorong geliat ekonomi yang berkontribusi terhadap 65-70% transaksi ritel Indonesia. Saat ini untuk daerah kabupetan Kediri sudah mencapai 500 warung tradisional sebagai mitra kami," tegas Bima disela peluncuran E-Paper Bukalapak di Kota Kediri, Minggu (24/11/2019).
Baca Juga: Mau Punya Kartu Kredit Online? Ajukan Saja ke Bukalapak
Baca Juga: Gandeng Cermati.com, Bukalapak Buka Layanan Ajuan Kartu Kredit Online
Bima menyebutkan, dari data CSLA pada September 2019 "E-warung, Indonesia's New Digital Battleground", disebutkan setidaknya ada enam juta warung tradisional di pelosok nusantara. Sementara, laporan Temasek, Bain & Company, dan Google "e-Conomy SEA 2019" menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai US$40 miliar.
"Melalui Mitra Bukalapak, kami mengenalkan sistem pembayaran baru kepada masyarakat melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan meningkatkan kapasitas bisnis melalui penjualan token listrik, pulsa, dan produk virtual lainnya. Kami percaya teknologi itu harus dapat diakses oleh siapa saja dari berbagai latar belakang usia dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya," ungkapnya Bima.
Sementara Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengatakan, jejaring warung yang terbangun secara berbasis digital? bisa menjadi salah satu langkah dalam penanganan inflasi. Apalagi Kota Kediri salah satu kota yang sangat diapresiasi kinerja TPID nya.
?Karena harga ini banyak psikologis, tapi kalau kita bisa melakukan operasi pasar yang langsung menyentuh warung-warung. Satu warung yang pembelinya mau pergi karena harganya mahal tentu masih bisa membeli karena harganya terjangkau. Artinya, kalau memang warung belum terlalu main di produk komoditas yang penting untuk inflasi seharusnya arahnya mulai kesana,? kata Emil sapaannya.
Disisi lain Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan, perkembangan ekonomi di Kota Kediri cukup baik.? Akan tetapi masih belum menyentuh kerana berbasis digital dan dunia marketplace.?
?Oleh karena itu hari ini ada marketplace yang hadir di Kota Kediri untuk benar-benar mau kerjasama dengan warga Kota Kediri. Tentu kami sangat membuka diri. Karena sekarang kita harus berkompetisi dengan siapapun. Bukalapak akan membuat sistem yang mudah untuk toko kelontong yang ada di Kota Kediri,? paparnya.
Lewat kerjasama ini kata Abu, pihaknya berharap dapat menjadi pembelajaran bagi Pemerintah Kota Kediri untuk? memajukan toko kelontong.?
?Saya berharap rekan-rekan yang memiliki toko kelontong di Kota Kediri ini bisa memanfaatkan kerjasama tersebut. Ini bagus dan harus dijajaki sungguh-sungguh. Jangan patah semangat,? kata Abu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: