Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Sopir Truk Pembawa 39 Mayat Imigran Vietnam, Si Supir Mengaku Salah dan Telah...

        Ini Sopir Truk Pembawa 39 Mayat Imigran Vietnam, Si Supir Mengaku Salah dan Telah... Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, London -

        Sopir truk yang membawa 39 mayat imigran asal Vietnam mengaku bersalah karena berkonspirasi membantu imigran tanpa dokumen.

        Maurice Robinson asal Irlandia Utara muncul melalui tautan video dari penjara dengan keamanan tinggi di London tenggara, Belmarsh, di Pengadilan Kriminal Pusat London. Ia mengaku bersalah atas dua dari 43 dakwaan yang dituduhkan kepadanya.

        Robinson dijerat 39 dakwaan pembunuhan, konspirasi perdagangan orang, konspirasi untuk membantu imigran ilegal dan pencucian uang.

        Baca Juga: Kepolisian Essex: 39 Mayat di Kontainer Truk Inggris Warga Vietnam

        Mengenakan kaus biru, Robinson mengaku bersalah berkonspirasi dengan orang lain karena melakukan pelanggaran dalam membantu imigran melanggar hukum.

        Ia juga mengaku memperoleh properti kriminal yaitu uang tunai, yang dia tahu atau curigai, merupakan atau mewakili keuntungannya sendiri atau orang lain dari perilaku kriminal seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (26/11/2019).

        Robinson sendiri tidak mengajukan pembelaan atas tuduhan lainnya, termasuk 39 tuduhan pembunuhan. Ia dijadwalkan muncul di pengadilan lagi pada 13 Desember mendatang. Belum diketahui kapan persidangan penuh akan digelar.

        Delapan mayat wanita dan 31 pria ditemukan di sebuah kontainer berpendingin di sebuah kawasan industri di Grays, 32 kilometer sebelah timur London pada 23 Oktober. Lokasi tersebut tidak jauh dari dermaga di Sungai Thames.

        Kontainer tersebut sebelumnya telah tiba dengan feri barang dari pelabuhan Zeebrugge, Belgia.

        Baca Juga: Diduga Warganya Jadi Korban, Vietnam Percepat Identifikasi Jasad dalam Truk Kontainer

        Dari jumlah itu, 20 korban berasal dari satu provinsi yaitu Nghe An di utara Vietnam, 200 km sebelah selatan dari Hanoi. Wilayah ini adalah wilayah miskin, di mana sumber pendapatan utama adalah memancing, bertani atau bekerja di pabrik.

        Usia tertua dari para korban adalah 44 tahun dan sepuluh diantara para korban adalah remaja.

        Banyak keluarga di wilayah itu berhutang ribuan dolar untuk mengirim anak-anak mereka ke Inggris, dengan harapan mereka akan mendapatkan pekerjaan yang baik dan mengirimkan uang untuk melunasi pinjaman.

        Kini mereka harus menambah hutang dalam memulangkan mayat orang yang mereka cintai.

        Insiden ini telah mengungkapkan bahaya migrasi tidak berdokumen di Inggris, di mana warga negara Vietnam sering menemukan pekerjaan di salon kuku atau pertanian ganja ilegal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: