Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amarah China dan Ledakan Granat di Monas Bikin Rupiah Sulit Bernapas!

        Amarah China dan Ledakan Granat di Monas Bikin Rupiah Sulit Bernapas! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Benteng pertahanan rupiah seketika runtuh tatkala digempur oleh oleh sentimen global berupa eksekusi balasan oleh China terhadap AS. Reuters mewartakan, China telah melarang pasukan militer AS untuk memasuki wilayah Hong Kong sebagai akibat dari pengesahan UU HAM dan Demokrasi Hong Kong.

        Baca Juga: Gawat! Balasan ke AS Sudah Dieksekusi, China: Mereka Harus Membayar Harganya!

        Bukan itu saja, rupiah yang kala pembukaan pasar spot pagi tadi menguat 0,07% ke level Rp14.110 per dolar AS, harus kembali tertekan karena dihantam sentimen domestik berupa ledakan yang terjadi di Monas. Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono, mengkonfirmasi bahwa ledakan tersebut bukanlah bom, melainkan granat asap.

        "Hasil temuan tim di lapangan ini adalah granat asap yang meledak," jelas Eddy, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

        Baca Juga: Rupiah Jago Kandang: Unggul di Asia, Keok di Dunia!

        Ledakan yang kini masih dalam penyelidikan aparat itu telah memengaruhi psikologis pelaku pasar terhadap rupiah. Akibatnya, beberapa saat lalu rupiah berbalik terkoreksi hingga ke level Rp14.132 per dolar AS. Jika dikalkulasikan, dalam sepekan terakhir rupiah sudah terkontraksi sebesar -0,27% terhadap dolar AS.

        Melansir dari RTI, rupiah saat ini belum dapat bernapas lega karena hanya menguat terbatas sebesar 0,01% ke level Rp14.123 per dolar AS. Selain itu, apresiasi rupiah juga terbatas di hadapan dolar Australia (0,04%), euro (0,06%), dan poundsterling (0,08%).

        Di jajaran Asia, rupiah menyandang status sebagai mata uang terbaik ketiga setelah ringgit (-0,08%) dan dolar Singapura (-0,03%). Mata uang Garuda itu menguat terhadap yen (0,23%), baht (0,06%), yuan (0,05%), dan dolar Taiwan (0,04%).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: