Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        9 Tahun Tak Terima Gaji, CEO Ini Lebih Pilih. . .

        9 Tahun Tak Terima Gaji, CEO Ini Lebih Pilih. . . Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Chief Executive Officer (CEO) merupakan pekerjaan yang menjanjikan karena menawarkan gaji yang besar. Umumnya, para CEO mengantongi pendapatan berlimpah dan hidup mewah, namun tidak dengan CEO yang satu ini, Vicky Tsai.

        Tsai merupakan wanita yang menjabat sebagai CEO di perusahaan produk skin care, Tatcha. Ia memutuskan untuk tidak menerima gaji dari perusahaan yang telah dibangunnya selama 10 tahun.

        Baca Juga: Dipecat, Eks CEO Boeing Malah Makin Tajir

        Melansir dari CNBC (30/12/2019), Tatcha merupakan perusahaan yang telah tumbuh menjadi besar sejak didirikan pada 2009.

        Brand kosmetik ini masuk ke dalam daftar Inc 5000 dan menjadi favorit Kim Kardashian dan Meghan Markle. Nilai valuasinya telah mencapai US$70 juta pada 2018. Pada 2019, Unilever memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan ini.

        Tsai menolak untuk menerima gaji dari perusahaan karena ingin mengokohkan fundamental perusahaan.

        ?Saya memilih untuk tidak menerima gaji dan menginvestasikannya kembali untuk perusahaan. Meskipun saya ingin (menerima gaji), namun ini adalah langkah terbaik untuk mengokohkan fundamental perusahaan,? ujar Tsai.

        Baca Juga: Gaji CEO Sentuh Angka Miliaran, Pantaskah Demikian?

        Tatcha sendiri didirikan karena terinspirasi dari produk kecantikan para geisha di Jepang. Tsai, yang pada waktu itu menderita dermatitis akut, memutuskan untuk meracik ramuan kecantikan yang sederhana dan bebas dari bahan kimia untuk hasil yang lebih sehat.

        Tsai menjadi salah satu perempuan menginspirasi yang berhasil membangun brand kecantikan dengan cepat. Meski demikian, menjadi CEO perusahaan membuat waktunya bersama anak-anak tidak banyak. Ketika ada waktu, dirinya memilih untuk mengajarkan investasi kepada sang anak.

        ?Saya mencoba mengajarkan investasi pada putri saja, lalu dia membangun perpustakaan hasil jerih payahnya sendiri di Kamboja. Itu hal yang baik sekaligus filantropis,? ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Bagikan Artikel: