Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Miliarder Tak Selamanya Untung, Buktinya 5 Harta Konglomerat Ini Menyusut, Nomor 4 Orang Indo!

        Miliarder Tak Selamanya Untung, Buktinya 5 Harta Konglomerat Ini Menyusut, Nomor 4 Orang Indo! Kredit Foto: Reuters/Mike Segar
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Menjadi pengusaha tak selamanya menguntungkan, terkadang ada juga kerugian yang mesti ditanggung. Buktinya, 52 dari 500 orang terkaya di dunia mengalami penyusutan kekayaan pada 2019, loh!

        Berdasarkan data dari?Bloomberg Billionaires Index, sejumlah nama pengusaha besar termasuk ke dalam daftar konglomerat yang kekayaannya menyusut secara signifikan.

        Siapa saja mereka? Berikut 5 nama di antaranya:

        1. Rupert Murdoch

        Ketua Eksekutif News Corp (Wall Street Journal, The New York Post, dan?The Times of London) serta Wakil Ketua Fox Corp itu mengalami penurunan kekayaan dalam jumlah yang paling besar karena Disney mengakuisisi 21st Century Fox.

        Kesepakatan senilai US$12 miliar (sekitar Rp166,7 triliun) dengan Disney dibagi rata dengan enam anak-anaknya sehingga kekayaan pribadinya tak bertambah secara signifikan. Pada akhir 2019, Rupert Murdoch hanya memiliki sekitar US$7,8 miliar (sekitar Rp108,4 triliun).

        2. Jeff Bezos

        Jeff Bezos harus rela memberi 4% sahamnya di Amazon (US$37 miliar/sekitar Rp514 triliun) kepada mantan istrinya karena masalah perceraian.?

        Meskipun begitu, pendiri dan CEO Amazon itu masih berjaya di posisi pertama orang terkaya dunia, dengan harta berjumlah US$116 miliar (sekitar Rp1,6 kuadriliun).

        3. Hui Ka Yan

        Hui Ka Yan adalah ketua dan pemegang saham terbesar Evergrande, salah satu pengembang real estate terbesar di China. Kekayaan bersihnya merosot ke US$30 miliar (sekitar Rp416,7 triliun), membuatnya terjatuh ke posisi 32 daftar orang terkaya dunia, harga saham Evergrande juga turun 8% pada 2019.

        Evergrande sendiri tengah mengalami krisis karena pemberi pinjaman Cina kurang mau membiayai proyek properti. Legislator pun mengeluarkan peraturan baru yang dirancang untuk mengekang spekulasi, menurut South China Morning Post.

        4. Tan Siok Tjien

        Tan Siok Tjien dan keluarganya memiliki lebih dari 75% saham Gudang Garam, produsen rokok kretek Indonesia dengan pangsa pasar domestik sebesar 20%.

        Harga saham Gudang Garam turun sekitar 37% sepanjang tahun, membuat kekayaan Tan menyusut menjadi US$7,8 miliar (sekitar Rp108,4 triliun).

        5. Robin Li

        Robin Li, salah seorang pendiri dan CEO mesin pencarian raksasa Cina, Baidu mengalami penyusutan kekayaan menjadi US$9,2 miliar (sekitar Rp127,8 triliun) pada 2019.

        Saham Baidu telah berkurang lebih dari setengahnya sejak Juli 2018 karena ekonomi China yang melambat, perang dagang AS-Cina juga berdampak negatif terhadap permintaan iklan. Musim panas ini, perusahaan mencatat kerugian kuartalan pertama sejak go public pada 2005, menurut Wall Street Journal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: