Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebelum Kaya Raya, Inilah Profesi Pertama 8 Konglomerat Dunia

Sebelum Kaya Raya, Inilah Profesi Pertama 8 Konglomerat Dunia Kredit Foto: Kiyoshi Ota/Bloomber/Getty Images
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anda pernah membayangkan bagaimana perjalanan para tokoh konglomerat dunia dimulai? Ternyata, banyak dari mereka tidak langsung berada di puncak karier, melainkan memulai dari pekerjaan yang tampak sederhana, bahkan jauh dari gemerlap kesuksesan yang kita kenal sekarang. 

Dari pengumpul botol hingga bekerja di dapur restoran cepat saji, perjalanan awal para konglomerat ini penuh pelajaran berharga yang membentuk mentalitas mereka untuk meraih kesuksesan. Penasaran apa saja profesi pertama mereka? Dirangkum dari beberapa sumber, yuk simak informasinya berikut ini! 

Baca Juga: Cara Membedakan Orang yang Betulan Kaya dan Pura-Pura Kaya

1. Donald Trump

Siapa yang tidak kenal Donald Trump? Meski lahir dari keluarga kaya, ayahnya mengajarkan untuk selalu menghargai uang. Pekerjaan pertamanya adalah mengumpulkan botol soda kosong untuk dijual. Namun, beberapa tahun berlalu, Donald Trump akhirnya sukses menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45 dan belum lama ini kembali terpilih usai mengalahkan pesaingnya, Kamala Harris. 

2. Elon Musk

Elon Musk, pendiri Tesla, SpaceX, dan pemilik platform media sosial X (sebelumnya Twitter), memiliki kekayaan fantastis hingga Rp3.592 kuadriliun. Tapi, siapa sangka pekerjaan pertamanya adalah menjual kode video game sederhana bernama Blastar ke sebuah majalah teknologi dengan bayaran hanya $500 USD. Dari game kecil itu, ia kini menjadi inovator besar di dunia teknologi. 

3. Jack Ma

Jack Ma, pendiri Alibaba dan orang terkaya di China, memulai kariernya sebagai guru Bahasa Inggris di Hangzhou. Meski sederhana, pekerjaan ini memberinya pengalaman berharga tentang komunikasi dan kepemimpinan yang kemudian menjadi fondasi kesuksesannya mendirikan salah satu marketplace terbesar di dunia.

4. Warren Buffet

Sang investor saham terkaya dunia, Warren Buffet, memulai bisnisnya sejak usia 13 tahun sebagai loper koran Washington Post. Tidak berhenti di situ, di usia 15 tahun ia menginvestasikan $1200 pada 40 hektar tanah untuk digarap oleh para petani. Kini, ia menjadi pemilik Berkshire Hathaway dengan kekayaan Rp856 triliun.

5. Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg, si jenius di balik Facebook, Instagram, dan WhatsApp, ternyata memulai perjalanannya sejak SMA. Ia menciptakan Synapse, sebuah software untuk rekomendasi musik. Hebatnya, Microsoft dan AOL sempat ingin membeli Synapse sekaligus menawarkan pekerjaan kepadanya. Namun, Mark memilih masuk Universitas Harvard. Lima tahun kemudian, ia menjual 1,6 persen saham Facebook ke Microsoft seharga $240 juta.

6. Oprah Winfrey

Oprah Winfrey, salah satu wanita terkaya di dunia dengan kekayaan Rp37 triliun, memulai segalanya dengan bekerja di sebuah toko kelontong milik ayahnya di Nashville. Dari pengalaman itu, ia belajar banyak hal hingga menjadi ikon sukses di dunia hiburan.

Baca Juga: Berani Ambil Risiko, Ini Deretan Miliarder yang Kaya dari Kripto

7. Amancio Ortega

Amancio Ortega, pemilik brand ZARA, memiliki kisah masa kecil yang cukup berat. Karena kondisi ekonomi keluarga, ia berhenti sekolah di usia 14 tahun dan bekerja sebagai pramuniaga di toko pakaian Gala. Dari sini, ia belajar membuat pakaian yang akhirnya melahirkan merek fashion kelas dunia, ZARA.

8. Jeff Bezos

Jeff Bezos, pendiri Amazon sekaligus salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan Rp2000 triliun, dulunya bekerja di McDonald’s sebagai pegawai dapur. Siapa sangka pekerjaan sederhana ini menjadi awal perjalanan menuju kesuksesan besar. 

Jadi, itulah sejumlah profesi pertama para konglomerat dunia. Kisah sederet konglomerat ini jadi bukti bahwa kesuksesan dan kekayaan bisa diraih oleh siapa saja asalkan memiliki semangat kerja keras dan kegigihan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: