Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Industri Rokok Elektrik Dongkrak Serapan Tembakau Dalam Negeri

        Industri Rokok Elektrik Dongkrak Serapan Tembakau Dalam Negeri Kredit Foto: Foto/Medical Xpress
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Salah satu tantangan yang selalu dihadapi oleh petani tembakau dalam negeri adalah serapan hasil panen tembakau yang terkadang mengalami penurunan. Menurut Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), hal ini disebabkan oleh berbagai alasan mulai dari hasil panen yang tidak memenuhi standar hingga kenaikan tarif cukai rokok. Permasalahan ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi ribuan petani tembakau dalam negeri.

        Produsen cairan rokok elektrik Emkay Brewer, Eko Prio HC, mengatakan, seiring berkembangnya industri hasil tembakau dengan munculnya produk hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) dapat menjadi salah satu solusi bagi permasalahan tersebut. Industri baru yang sedang bertumbuh ini dapat membantu menyerap hasil tembakau dalam negeri. Pasalnya, produk HPTL yang beredar di pasaran seperti rokok elektrik (liquid vape), produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco product), snus, dan nikotin tempel mengandung nikotin yang berasal dari tanaman tembakau.?

        Menurutnya, rokok elektrik di Indonesia terus berkembang salah satunya karena banyak perokok yang ingin beralih produk tembakau alternatif. Ia menambahkan bahwa industri HPTL di Indonesia berpeluang untuk mendongkrak penyerapan tembakau petani lokal.

        Baca Juga: Ini Waktunya, Indonesia Butuh Kajian Produk Tembakau Dipanaskan

        Baca Juga: Catat! Tahun Baru, 1 Januari 2020, Harga Rokok Naik 35%

        Sejauh ini, pengusaha rokok elektrik terus berupaya meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam produksi cairan rokok elektrik. ?Salah satu upayanya adalah bekerja sama dengan petani tembakau dan industri lain untuk mengekstraksi tembakau lokal menjadi nikotin cair. Dengan begitu, para pengusaha rokok elektrik di Indonesia dapat menekan impor nikotin cair dan meningkatkan penggunaan bahan baku dalam negeri,? katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (7/1/2020).

        Lanjutnya, Eko, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Produksi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mengatakan pengusaha rokok elektrik yang tergabung dalam APVI terus mencari cara untuk menggunakan cairan nikotin hasil ekstraksi tembakau lokal mulai tahun ini. ?Kami berharap, nikotin cair yang berasal dari ekstraksi tembakau lokal ini ke depan bisa meningkat dan mengalahkan produk nikotin cair yang selama ini impor dari China dan India,? kata Eko.?

        Selama ini, China dan India tercatat sebagai produsen terbesar cairan nikotin di dunia. Kedua negara tersebut juga sudah mengolah nikotin cair yang berasal dari ekstraksi tembakau.? Di negara-negara tersebut, penggunaan nikotin cair hasil ekstraksi tembakau lokal juga terbukti membantu menopang penyerapan tembakau petani. Ditambah lagi, nikotin cair hasil ektraksi juga berpotensi untuk merambah pasar ekspor. ?Potensi ekspor cairan nikotin terbuka lebar. Jika terus dikembangkan dan didukung pemerintah, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pemasuk cairan nikotin dunia. Apalagi, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia merupakan produsen tembakau terbesar nomor enam di dunia,? kata Eko.

        Dimasz Jeremia, Ketua Penasihat Asosiasi Vapers Indonesia (AVI) mengatakan upaya produsen rokok elektrik untuk mengolah nikotin cair dari tembakau dapat membantu menyerap hasil tembakau petani lokal. Apalagi, kata Dimasz, selama ini daun tembakau hanya dimanfaatkan untuk memproduksi rokok. Sementara industri rokok elektrik bisa mengekstraksi nikotin bukan hanya dari daun namun juga batang dan bunga tembakau yang selama ini tidak terpakai. "Jadi, dengan kemajuan industri rokok elektrik dapat berjalan beriringan dengan kesejahteraan petani tembakau dalam negeri," ujar Dimasz.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: