Dahlan Iskan Pelototi Harta Bentjok: Gak Perlu Ditodong Pistol, Dia Bisa Balikin Duit Asabri!
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, kembali berceloteh mengenai sosok konglomerat Tanah Air tersangka korupsi Jiwasraya dan Asabri, yakni Benny Tjokrosaputro (Bentjok). Dalam laman pribadinya, Dahlan Iskan menyoroti aset-aset milik Bentjok yang diklaim dapat digunakan untuk mengembalikan dana Asabri.?
Apalagi, Dahlan menyebut bahwa posisi Asabri mempunyai kekuatan untuk membuat Bentjok dan tersangka lainnya, yakni Heru Hidayat, mengganti dana yang hilang di Asabri, meskipun bukan secara kontan, melainkan aset yang suatu saat dapat diungkan.
Baca Juga: Kejagung Bakal Buka-Bukaan Soal Aset Milik Benny Tjokrosaputro! Bejibun Bos!
Baca Juga: H-1 Arcandra Tahar Naik Takhta, Investor Ramai-Ramai Sawer Saham PGN
"Asabri punya punggung yang kuat. Tidak perlu sampai ada pistl ditodongkan ke kening. Juga tidak perlu sampai bentak-membentak. Dengan sedikit kerdipan mata saja seharusnya siapa pun takut. Apalagi mereka sudah ditahan Kejaksaan Agung: Bentjok dan HaHa (Heru Hidayat) itu," imbuh Dahlan, dikutip pada Senin (20/01/2020).
Lebih lanjut, Dahlan menyinggung perihal transaksi yang dilakukan antara Bentjok dan asuransi milik TNI-Polri itu. Dahlan menilai, jika memang transaksi tersebut legal dan dilakukan dengan mekanisme terbuka, namun transaksi tersebut tetap saja memakan korban, yakni Asabri.?
Baca Juga: Fenomena Keraton Dadakan, Demokrat: Pengalihan Isu Jiwasraya dan Asabri
"Tapi ada korban di situ. Yakni Asabri. Yang menanggung masa depan dan hari tua semua anggota TNI dan Polri. Yang gaji mereka dipotong tiap bulan. Sebesar 4,75 persen untuk cadangan pensiun dan 3,25 persen untuk tunjangan hari tua," lanjut Dahlan.
Perihal pengelolaan dana tersebut, Dahlan menyanyangkan bahwa perusahaan manajemen investasi yang seharusnya dipekerjakan untuk Asabri justru membuat Asabri sendiri merugi hingga Rp10 triliun.
"Mereka itu adalah perusahaan manajemen investasi. Yang pekerjaannya menjalankan uang orang lain--secara profesional. Mereka ini seharusnya bekerja untuk Asabri--yang mengontraknya. Tapi kok jadinya Asabri yang justru kehilangan 10 triliun rupiah. Maka perlu diteliti siapa mereka itu. Meski resminya independent tapi mereka itu bisa dibaca: terkait dengan siapa," imbuhnya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih