Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengkritik pemerintah atas realisasi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tahun 2019 yang jauh dari target. Kenyataan itu dianggap tidak mencerminkan pengelolaan keuangan negara di bawah Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang disebut-sebut sebagai menteri keuangan terbaik dunia.
Kritik itu disampaikan karena dalam penjelasan Sri Mulyani bahwa realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.957,2 triliun atau tumbuh 0,7 persen dibandingkan capaian tahun 2018. Anggota Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, mengatakan bahwa persoalannya terjadi defisit akibat penerimaan pajak yang hanya mencapai Rp1.331 triliun dari target Rp1.577 triliun dalam APBN 2019.?
Baca Juga: Cetus Gerindra: Pak Jokowi Gak Mau Pecat Sri Mulyani?
"Kalau kita lihat realisasi seperti ini, tidak bisa menggambarkan bahwa Pak Jokowi sedang memberikan kepercayaan kepada menteri keuangan terbaik di dunia. Realisasinya bisa kita lihat defisit bertambah, penerimaan tidak tercapai," kata Misbakhun, Jumat (31/1/2020).
Misbakhun mengklaim sebagai pendukung setia Jokowi. Namun, dia tidak rela jika karena kinerja keuangan yang tidak bagus, malah Jokowi dicibir. "Saya tidak ingin Pak Jokowi yang sudah meng-hire menkeu terbaik di dunia, kemudian orang mempermalukannya; target-target ekonominya diolok-olok oleh masyarakat."
Menurut politikus Partai Golkar itu, ada defisit sebesar Rp246 triliun yang memberikan tekanan kepada APBN 2019. Anehnya, target penerimaan perpajakan kembali dinaikkan pada APBN 2020.
"Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) juga menyampaikan bahwa mereka mempunyai banyak pertanyaan, kenapa realisasi 2019 cuma tumbuh sekitar 1,7 persen, tetapi target berikutnya makin tinggi. Karena apa, merekalah yang akan menjadi para pembayar pajak. Sampai sekarang kita tidak menemukan strategi apa yang akan diterapkan oleh pemerintah untuk mengatasi itu," ujarnya.
Pendapatan negara dalam APBN 2020 ditargetkan sebesar Rp2.233,2 triliun, sementara belanja negara Rp2.540,4 triliun. Defisit ditargetkan sebesar Rp307,2 triliun atau setara 1,76 persen terhadap Produk Domestik Bruto.
Pembiayaan defisit APBN 2020 akan bersumber dari utang sebesar Rp351,9 triliun, investasi negatif Rp74,2 triliun, pemberian pinjaman Rp5,1 triliun, kewajiban penjaminan negatif Rp600 miliar, dan pembiayaan lainnya Rp25 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum