Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tahun Tikus Logam, Standard Chartered Sasar Generasi Kedua

        Tahun Tikus Logam, Standard Chartered Sasar Generasi Kedua Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Standard Chartered Bank menyasar segmen generasi kedua atau penerus usaha keluarga untuk menawarkan produk dan layanan Wealth Management. Hal ini juga merespons tren peningkatan masyarakat kalangan menengah ke atas.

        Laporan dari BCG1 mencatat ada 27.000 miliarder di Indonesia dan angkanya diprediksi akan mencapai 34.000 orang di 2021.

        Sementara itu, data Forbes mencatat jumlah harta 50 orang terkaya di Indonesia secara total naik US$5,6 miliar (sekitar Rp76,2 triliun) di 2019, dengan total akumulasi seluruh kekayaan mereka diprediksi mencapai US$134,6 miliar (sekitar Rp1.831 ribu triliun).

        Baca Juga: Promo Lagi! Cashbac Beri Keuntungan Lebih untuk Nasabah Standard Chartered Bank

        Untuk itu Standard Chartered membidik pertumbuhan konsumen di segmen priority banking sebesar 22% di 2020.

        Chief Executive Officer?Standard Chartered Bank Indonesia Andrew Chia mengatakan, ada peluang pasar yang besar di Indonesia untuk menyasar segmen menengah ke atas.

        "Ketahanan ekonomi Indonesia di 2019 ditambah proyeksi ekonomi yang relatif stabil di 2020 membuat kami yakin untuk makin aktif menyasar segmen nasabah potensial di Indonesia dan merambah ke generasi yang lebih muda, khususnya mereka yang merupakan penerus usaha atau kekayaaan keluarga dari generasi sebelumnya," ujarnya dalam sebuah diskusi media di Jakarta, Selasa (11/2/2020).

        Dalam kesempatan yang sama, Head of Wealth Management Standard Chartered Bank Indonesia Meru Arumdalu menuturkan, pihaknya ingin memperkuat posisi Standard Chartered sebagai salah satu bank yang menawarkan jajaran produk keuangan inovatif.

        "Oleh karena itu, tahun ini Standard Chartered Bank Indonesia juga menawarkan pilihan baru instrumen-instrumen investasi yang tidak hanya menawarkan pilihan investasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan minat risiko investor, tapi juga memperhatikan prinsip-prinsip keberlangsungan lingkungan dan aspek sosial," jelasnya.

        Sesuai dengan tren investasi yang kini semakin mengarah ke produk yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (Sustainable and Responsible Investment/SRI), Standard Chartered Bank Indonesia selaku Agen Penjual Reksa Dana di awal 2020, mulai menawarkan Reksa Dana Indeks BNP Paribas SRI-Kehati (BNP Paribas SRI-Kehati) yang dikelola PT BNP Paribas Asset Management (BNP Paribas AM).

        BNP Paribas SRI-Kehati ini berupaya mengajak investor untuk peduli terhadap pelestarian lingkungan dan sosial. BNP Paribas SRI-Kehati menggunakan Indeks SRI-Kehati yang diluncurkan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan Kehati), yang terdiri dari 25 perusahaan terbuka yang telah dipilih Yayasan Kehati dengan memperhatikan prinsip ramah lingkungan, kontribusi masyarakat, serta tata kelola perusahaan yang baik.

        Baca Juga: Kembali Diganjar Investment Grade dari Moody's, Ini Komentar BI

        Filter yang berbasis prinsip SRI ini sukses memilih perusahaan dengan kinerja yang baik, terlihat dari performa indeks SRI-Kehati yang melampaui IHSG di sepanjang 20194.

        Sebagai wujud kontribusi sosial, 0,2% dari nilai aktiva bersih atau NAB reksa dana ini akan didonasikan ke Yayasan Kehati untuk membantu ketahanan pangan di Kepulauan Flores, melalui pembiayaan budi daya sorgum.

        "Selain pilihan produk, kami pun terus mengembangkan layanan digital, seperti dengan diluncurkannya SmartGoals dan Online Mutual Fund di 2019 untuk membantu para nasabah melakukan perencanaan keuangan dan investasi reksa dana dengan mudah melalui ponsel mereka. Tahun ini kami akan terus menawarkan pilihan produk keuangan inovatif yang sesuai kompleksitas kebutuhan dan minat masyarakat Indonesia, tanpa melupakan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial dan keberlangsungan lingkungan," tambah Andrew.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: