Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Italia Lockdown: Kasus Kematian Bertambah, Ekonomi Terpukul

        Italia Lockdown: Kasus Kematian Bertambah, Ekonomi Terpukul Kredit Foto: Reuters/Manuel Silvestri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Toko-toko dan restoran tutup, ratusan penerbangan dibatalkan, jalan-jalan dikosongkan pada Selasa (10/3/2020), hari pertama pemerintah Italia memberlakukan lockdown atau isolasi nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebijakan ini untuk memperlambat wabah virus corona di Eropa.

        Hanya beberapa jam setelah pembatasan mulai berlaku, otoritas kesehatan mengumumkan jumlah kematian melonjak dari 168 menjadi 631, kenaikan terbesar sejak penularan terungkap pada 21 Februari.

        Jumlah total kasus yang dikonfirmasi naik pada tingkat yang jauh lebih lambat dari yang baru-baru ini terlihat, kini mencapai 24.747. Para pejabat memperingatkan bahwa wilayah di Lombardy memberikan data yang tidak lengkap.

        Baca Juga: Bersih-bersih dari Corona, Lion Air Sterilisasi Seluruh Pesawatnya

        Pemerintah Italia meminta warganya untuk tinggal di rumah dan menghindari perjalanan yang tidak penting hingga 3 April. Langkah-langkah pelebaran radikal sudah diambil di sebagian besar orang kaya di utara, yang merupakan pusat penyebaran penyakit menular ini.

        Perdana Menteri Giuseppe Conte secara tak terduga memperluas zona merah ke seluruh negara pada Senin malam. Ia menunjukkan kontrol paling parah sejak Perang Dunia II. Langkah ini mengejutkan para pebisnis kecil yang mengkhawatirkan masa depan mereka.

        "Sepertinya kiamat telah melanda, tidak ada orang di sekitar. Ini benar-benar bencana. Ini akan mengurangi populasi kita. Lebih banyak orang akan mati akibat dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh lockdown ini daripada virus itu sendiri," ujar Mario Monfreda, pengelola restoran Larys di Roma, dikutip Reuters, Selasa.

        Namun, Gubernur Lombardy, Attilio Fontana meminta pemerintah untuk membuat langkah-langkah yang lebih ketat. "Saya akan menutup semua toko. Saya pasti akan menutup transportasi umum dan saya akan mencari semua bisnis yang dapat ditutup tanpa membuat kerusakan ekonomi yang berlebihan," katanya.

        Lombardy menyumbang 74 persen dari kasus kematian akibat virus Covid-19. Penyakit ini telah menyentuh seluruh negeri. Pemerintah Italia khawatir jika kondisi memburuk, sistem kesehatan di selatan yang kurang berkembang akan runtuh dan angka kematian akan meningkat.

        Di saat yang sama, bangunan-bangunan landmark Kota Roma, seperti Trevi?s Fountain, the Pantheon, dan Spanyol?s Steps juga kosong. Vatikan menutup Lapangan Santo Petrus dan Basilika Santo Petrus bagi wisatawan. Polisi mengatakan kepada wisatawan untuk kembali ke hotel.

        Setidaknya selama tiga minggu sejak lockdown diberlakukan, siapa pun yang bepergian di Italia harus membawa dokumen yang menyatakan alasannya. Acara di luar ruangan, termasuk olahraga, ditangguhkan. Sekolah dan universitas ditutup.

        Mantan kepala ekonom Treasury memperkirakan, tindakan lockdown mengurangi output ekonomi Italia sekitar 10-15%, dengan sektor pariwisata dan transportasi turun sekitar 90% dari angka normal.

        Pemerintah Italia sedang mempertimbangkan agar bank-bank memberikan jeda bagi pelanggannya dalam pembayaran hipotek. Juga menyerukan Uni Eropa untuk melonggarkan aturan untuk memungkinkan lebih banyak pengeluaran negara.

        "Kami akan meminta peraturan diubah. Itu adalah kondisi yang diperlukan. Kalau tidak, orang akan mati," ungkap Menteri Perindustrian Italia, Stefano Patuanelli, kepada Radio Capital.

        Baca Juga: Raksasa Sosmed Cemas AI Salah Take-down Konten Disinformasi Corona

        Bursa saham Milan turun 3,3% pada Selasa. Merosot 29% sejak 20 Februari. Biaya pinjaman Italia juga melonjak, menghidupkan kembali kekhawatiran bahwa ekonomi sudah di ambang resesi.

        Keadaan bertambah parah dengan penolakan negara tetangga, Austria, terhadap masuknya orang dari Italia, Malta, dan Portugal dengan memutus semua jalur perjalanan ke negara itu. British Airways dan Easy Jet membatalkan penerbangan ke dan dari bandara Italia. Spanyol juga melarang penerbangan dari Italia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lili Lestari
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: