Nilia tukar rupiah berhadapan dengan awal pekan yang suram dengan menjadi mata uang paling babak belur, baik di Asia maupun dunia. Kala pembukaan pasar, rupiah masih bertahan di level Rp16.425 per dolar AS, level yang setara dengan penutupan pasar pekan lalu.
Baca Juga: Rupiah Menguat Pelan-Pelan: Karena Paket Stimulus Fiskal
Kendati begitu, tak lama berselang pertahanan rupiah langsung runtuh signifikan. Hingga pukul 09.30 WIB, rupiah terdepresiasi sedalam -0,46% ke level Rp16.500 per dolar AS. Jika diakumulasikan, depresiasi rupiah telah mencapai -0,99% dalam sepekan atau setara dengan -18,85% secara year to date (ytd).
Baca Juga: Beuh! Dolar AS Habisi Mata Uang Global, Rupiah Kudu Kuat Mental
Beban yang ditanggung rupiah semakin berat tatkala tiga mata uang utama lainnya ikut menekan, yakni dolar Australia (-0,79%), euro (-0,58%), dan poundsterling (-0,18%). Begitu pun juga nasib rupiah di Asia, sama-sama tertekan.
Mata uang Garuda itu menjadi mata uang paling lemah se-Asia karena tertekan oleh baht (-0,48%), won (-0,45%), dolar Hong Kong (-0,42%), yuan (-0,35%), dolar Taiwan (-0,31%), dolar Singapura (-0,27%), dan ringgit (-0,11%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: