Gobankingrates.com melakukan survei pada bulan Mei 2019 lalu mengenai generasi milenial di Amerika Serikat dan jumlah tabungan yang mereka miliki. Survei tersebut menemukan fakta bahwa 54% generasi milenial yang berusia 20-35 tahun tidak memiliki tabungan lebih dari Rp16.000.000 (kurs: Rp16.000 per Dolar AS).
Nah, apa kabar dengan kaum milenial di Indonesia? Padahal, kita tahu ada begitu banyak kebutuhan di masa depan yang harus dipersiapkan seperti membeli rumah pertama, menyiapkan dana pernikahan, hingga dana pendidikan. Belum lagi keinginan-keinginan remeh seperti mengganti gadget, nongkrong di tempat fancy, ataupun hanya sekedar minum es kopi kekinian.
Baca Juga: Gaji Rp80 Juta Bangkrut? Ini 4 Cara Mudah untuk Menabung
Tenang, engga perlu panik. Mungkin ini tiga alasan kita selalu gagal dalam menabung. Apa saja?
1. Sifat Foya-Foya
Siapa yang di sini tidak merasa bersalah kalau pendapatan bulanan selalu habis untuk berkunjung ke tempat makan unik/viral, belanja barang-barang unik di marketplace, hingga membeli sepatu sneakers dengan harga Rp5 jutaan dan beli dicicil 12 bulan pakai kartu kredit?
Nah, sifat hedon atau berfoya-foya tampaknya sudah seperti kebutuhan sehari-hari bagi generasi milenial di Indonesia. Karena dianggap sepele, mereka terbiasa tidak mencatat setiap pengeluaran tersebut. Hingga akhirnya, mereka sadar bahwa uang yang dikeluarkan ternyata besar dan berujung pada gagal menabung.
Tidak heran jika muncul istilah gaji 10 koma, tanggal 10 sudah koma.
2. Tidak Ada Sisa Uang
Segala macam alasan selalu dikeluarkan pada poin ini. Mulai dari gaji kecil, membantu orang tua, sampai sadar kalau diri mereka sendiri itu boros. Hal-hal tersebut menjadi alasan lumrah generasi milenial di Indonesia.
Kenapa hal-hal tersebut terjadi? Karena mereka memiliki cara pandang bahwa menabung itu adalah sisa dari pendapatan. Alhasil, mereka menghabiskan pendapatan tanpa perhitungan dan berharap bisa ada sisa dari sana.
Padahal, mindset yang benar adalah menabung itu bukan disisihkan di akhir tapi ditabung dulu di awal. Setelah menabung baru menyisihkan pendapatan untuk kebutuhan hidup. Jadi, prioritaskan menabung karena kebutuhan hidup yang tidak menentu mengharuskan kita untuk memiliki tabungan.
3. Masih Ada di Hari Esok
Yes, semboyan YOLO (you only live once) menjadi kutipan favorit para generasi milenial seolah semua bisa ditunda sampai besok karena hidup hanya sekali. Sifat meremehkan ini menjadi bumerang bagi kehidupan mereka.
Kenapa? karena waktu terus berjalan maju dan tidak bisa mundur. Tiba-tiba umur bertambah tapi masih belum memiliki rumah, belum menyiapkan dana pernikahan, di sisi lain ada perasaan iri dengan teman-teman yang sudah mapan, memiliki bisnis, rumah, dan sudah menikah.
Nah lho, kalau sudah seperti ini mau bagaimana lagi? Lebih baik memulai daripada terlambat kan?
Jadi, semoga tiga hal di atas bisa menjadi bahan cerminan penyebab kita selalu gagal menabung. Setelah mengetahui penyebab tersebut maka kita bisa mulai mencari metode-metode menabung yang cocok untuk kita. Kalau kita tidak tahu penyebabnya maka metode seperti apapun yang akan digunakan untuk menabung akan selalu gagal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: