Rezim Kim Jong-un Bakal Memutuskan Jalur Komunikasi dengan Korsel karena...
Korea Utara (Korut) pada Selasa (9/6/2020) mengatakan akan memutuskan hotline dengan Korea Selatan (Korsel) sebagai langkah pertama menuju menutup semua cara kontak dengan Seoul, menurut laporan kantor berita negara KCNA.
Selama beberapa hari, Korut mengecam Korsel, mengancam akan menutup kantor penghubung antar-Korea dan proyek-proyek lainnya jika Korsel tidak menghentikan pembelot mengirim selebaran dan materi lainnya ke Korut.
Baca Juga: Kim Jong-un Ngaku Bangga Sama Ekonomi Korut Karena...
Pejabat tinggi pemerintah di Korut, termasuk saudara perempuan pemimpin Kim Jong-un, Kim Yo-jong, dan Kim Yong-chol, wakil ketua Komite Sentral dari Partai Buruh Korea yang berkuasa, memutuskan “bahwa pekerjaan ke arah Selatan harus sepenuhnya berubah menjadi yang melawan musuh,” kata KCNA, dikutip dari Reuters, Selasa (9/6/2020).
Laporan KCNA juga menjelaskan, sebagai langkah pertama, pada Selasa siang, Korut akan menutup jalur komunikasi di kantor penghubung antar-Korea, dan hotline antara dua militer dan kantor kepresidenan.
Pernyataan resmi menandai kemunduran dalam hubungan di tengah upaya untuk mencoba dan membujuk Korut untuk melepaskan program senjata nuklirnya dengan imbalan bantuan atas sanksi internasional yang keras.
Kedua Korea secara teknis tetap berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.
"Saluran komunikasi reguler sangat dibutuhkan selama krisis, dan untuk alasan itu Korea Utara memotongnya untuk menciptakan suasana risiko yang tinggi," Daniel Wertz, dari Komite Nasional Korea Utara yang berbasis di AS, mengatakan di Twitter.
"Ini adalah permainan usang untuk Pyongyang, tapi tetap saja berbahaya," lanjut Wertz.
Orang-orang Korut "marah dengan perilaku licik dan licik dari otoritas Korea Selatan yang dengannya kita masih memiliki banyak akun untuk diselesaikan," kata KCNA.
Laporan itu menuduh pihak berwenang Korsel secara tidak bertanggung jawab membiarkan para pembelot menyakiti martabat kepemimpinan tertinggi Korea Utara.
"Kami telah mencapai kesimpulan bahwa tidak perlu duduk berhadap-hadapan dengan pihak berwenang Korsel dan tidak ada masalah untuk berdiskusi dengan mereka, karena mereka hanya membangkitkan kekecewaan kami," jelas KCNA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: