Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mau Saingi Kim Jong-un, Korsel Luncurkan Satelit Militer Perdana

        Mau Saingi Kim Jong-un, Korsel Luncurkan Satelit Militer Perdana Kredit Foto: Reuters/Charles W Luzier
        Warta Ekonomi, Seoul -

        Satelit komunikasi militer pertama Korea Selatan (Korsel) telah berhasil diluncurkan oleh operator swasta SpaceX, Selasa (21/7/2020). Seoul menunjukkan kemampuan pertahanannya dengan peluncuran pertamanya ini.

        Satelit ANASIS-II diluncurkan untuk meningkatkan kemampuan Korsel mempertahankan diri melawan Korea Utara (Korut) yang bersenjata nuklir. Korea Utara sempat menginvasi Korsel pada 1950.

        Baca Juga: Ada Apa Nih? Kok Kim Jong-un Kumpulkan Para Jenderal Besar Korut?

        "Roket Falcon 9 yang membawa satelit lepas landas dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida," ujar pernyataan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Seoul dikutip Channel News Asia, Selasa.

        SpaceX mengonfirmasi, satelit itu dikerahkan sekitar 32 menit setelah lepas landas, pada Senin sore waktu setempat. DAPA mengatakan peluncuran itu menjadikan Korsel negara ke-10 di dunia yang memiliki satelit komunikasi khusus militer. Kegunaannya adalah menyediakan komunikasi militer permanen dan aman.

        Satelit tersebut diperkirakan mencapai orbitnya 36 ribu kilometer dalam dua pekan. Militer Korsel akan mengambil alih sistem itu pada Oktober setelah pengujian.

        Seoul memang hendak meningkatkan kemampuan militernya karena ingin mempertahakan diri. Sebab jika perang pecah, komandan Amerika Serikat (AS) akan memiliki wewenang atas pasukan gabungan mereka.

        "Satelit itu diharapkan meningkatkan kemampuan operasional militer Korsel yang independen", kata seorang pejabat di kementerian pertahanannya kepada kantor berita Yonhap.

        Seoul dan Washington adalah sekutu keamanan dan AS menempatkan 28.500 tentara di negara itu. Namun, hubungan keduanya meregang dalam beberapa tahun terakhir, dipicu perbedaan dalam pendekatan mereka ke Pyongyang dan tanggung jawab pembagian biaya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: