Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ridwan Kamil: Saya Belum Ada Buzzer

        Ridwan Kamil: Saya Belum Ada Buzzer Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi -

        Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi salah satu kepala daerah populer di masa pandemi Covid-19. Bahkan, namanya terdongkrak menjadi calon kuat kandidat di Pilpres 2024.

        Ridwan Kamil mengatakan semua pencapaian tersebut adalah buah kerja sama berbagai pihak dan sama sekali tidak menggunakan desain politik.

        "Saya tidak pernah mendesain untuk muatan elektabilitas. Saya belum ada buzzer. Kalau ada peningkatan itu mengonversi penanganan Covid-19 di Jawa Barat," ujar Ridwan Kamil, beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Ridwan Kamil Ungguli Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo

        Pria yang akrab disapa Kang Emil itu merasa bersyukur jika dianggap berhasil memimpin daerah di tengah pandemi. Baginya, semua adalah hasil kerja keras para kepala daerah di tingkat Bupati maupun Wali Kota.

        Menurut Kang Emil, peran Gubernur di tengah pandemi hanyalah sebagai penjahit koordinasi antar-wilayah. Jika antar-kepala daerah tidak selaras maka akan sulit mencapai keberhasilan.

        "Katakan Bandung kerja keras, kalau Sumedang cuek sama juga bohong. Nah, Gubernur masuk sebagai pembina," katanya.

        Sebagai Gubernur, Kang Emil berbagi resep bisa mengonsolidasikan jajarannya untuk bekerja sama. Ia mengklaim tidak pernah mendikte bawahannya tanpa ilmiah, semuanya didasari data dengan jawaban ilmiah.

        "Sepakat, jangan PSBB sendiri-sendiri. Nah, itu contoh," katanya.

        Menurutnya, jika tanpa empati yang terjalin antar-kepala daerah maka sulit terjadi koordinasi. Apalagi, ada anggapan intruksi gubernur itu seperti perintah politis maka dipastikan tidak akan berjalan di lapangan. Pasalnya, masing-masing kepala daerah berbeda warna politiknya.

        Sebagai kepala daerah yang banjir pujian, Kang Emil menyebut lebih senang dikritik. Baginya, kritik membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun, memang perlu edukasi antara kritik dan bully.

        "Saya alhamdulilah pada dasarnya senang dikritisi, jadi pribadi lebih baik di keesokannya, tapi masyarakat tidak melihat kritis atau bully. Kalau kritis itu, harus ada data," ungkapnya.

        Soal politik, Kang Emil mengaku belum terlalu ambil pusing. Pun tentang kendaraan politik menuju Pemilu 2024. Hingga saat ini, Kang Emil merupakan tokoh dari kalangan nonparpol.

        "Saya belum berpartai, masalah itu masih jauh. Saya belum bisa pertimbangan arah politik," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: