Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rocky Gerung dkk. Ciptakan Barisan, Ngabalin Respons...

        Rocky Gerung dkk. Ciptakan Barisan, Ngabalin Respons... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah tokoh membentuk Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang bertujuan untuk menyampaikan kritik ke pemerintahan Joko Widodo. Pihak Istana pun merespons pembentukan gerakan koalisi ini.

        Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan bahwa pemerintah akan terbuka dengan terbentuknya koalisi pengkritik ini. Menurutnya, pemerintah dipastikan tak akan mengintervensi.

        Baca Juga: Fadli Zon Soal Koalisi Selamatkan Indonesia: Relevan. Mari Jujur!

        "Ya, tentu dan pasti. Negeri ini diatur dengan regulasi yang sangat terbuka. Tak ada satu kebijakan pemerintah diambil tanpa melepaskan itu kepada ke publik untuk memberikan penilaian," kata Ngabalin dalam sebuah acara televisi, dikutip Senin (3/8/2020).

        Dia pun meminta agar KAMI bisa ikut berperan membantu pemerintah di tengah kondisi ini. Menurut dia, saat ini diperlukan bersama-sama untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman Covid-19. Ngabalin menambahkan, beberapa koleganya yang mantan anggota DPR juga bergabung bersama KAMI. Lantaran itu, ia memahami terbentuknya koalisi pengkritik pemerintah itu.

        Ia menekankan, Jokowi selaku kepala negara akan terbuka untuk menerima saran dan kritikan dari teman-teman KAMI.

        "Bahwa saya pastikan Presiden Joko Widodo membuka diri untuk bisa menerima kritik dan masukan dari teman-teman KAMI sepanjang pilihan-pilihan maupun langkah-langkah itu memberikan nuansa baru untuk kepentingan bangsa dan negara, kepentingan rakyat," ujar eks Anggota DPR itu.

        Pun, anggota KAMI, Said Didu mengatakan pihaknya terbuka dengan siapa saja yang mau bergabung. Tak harus dari nonparpol, kata dia, KAMI menerima pihak dari pemerintah atau parpol.

        Said mengklaim sejauh ini sudah ada 150 tokoh dari penjuru daerah yang bergabung dengan KAMI. Kata dia, KAMI dibentuk karena pemerintah sekarang dinilai sudah oligarki. Ia mengatakan, DPR yang seharusnya sebagai pengontrol justru melempem dan tak bisa mengkritik.

        "Bahkan DPR dengan sengaja mengamputasi dirinya melalui UU Nomor 2 Tahun 2020 yang menghilangkan hak budget terhadap dirinya. Itu menjadi perhatian kita yang akhirnya apa yang diinginkan pemerintah itu berjalan tanpa kontrol," ujar Said.

        Saat deklarasi KAMI, pada Minggu kemarin, 2 Agustus 2020, hadir sejumlah tokoh. Mulai mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, pengamat politik Rocky Gerung, pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy, mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban.

        Selain itu, ada mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua, eks Anggota DPR Ahmad Yani, Juru Bicara Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi, hingga mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu.

        Dalam pernyataannya, koalisi ini menyampaikan seruan gerakan moral kritis atas keresahan bersama terhadap kondisi bangsa terkini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: