Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gelar Miliarder Ini Diprediksi Hilang Setelah Pandemi Corona

        Gelar Miliarder Ini Diprediksi Hilang Setelah Pandemi Corona Kredit Foto: Unsplash/nullplus
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengusaha sarung tangan di Malaysia mendapatkan berkah dari pandemi Covid-19. Bulan lalu, Wong Teek Son yang merupakan peneliti kimia yang mendirikan perusahaan Riverstone Holdings dinobatan sebagai orang terkaya kelima di negeri tersebut. Penjualan utama perusahaannya adalah sarung tangan karet.

        Kekayaannya bahkan menyentuh USD1,2 miliar (Rp17 triliun) sejak saham perusahaan yang terdaftar di Pasar Modal Singapura ini naik hampir enam kali lipat dari level terendah pada Maret 2020. Wong TaekSon pun menjadi miliarder berkat meningkatnya permintaan akan sarung tangan sebagai alat pelindung diri dari pandemi virus corona.

        Baca Juga: Miliarder Rusia Ciptakan Konser Virtual, Dapat Pendanaan Rp1,4 T

        Dilansir dari The Straits Times di Jakarta, Jum'at (21/8/2020) masifnya permintaan sarung tangan memang luar biasa, tetapi para pengusaha di baliknya harus waspada. Hal ini karena bisa saja tiba-tiba berbalik arah, terutama seiring kemajuan penelitian untuk pengobatan dan vaksin Covid-19.

        Sebagaimana diketahui, kinerja saham perusahaan sarung tangan terpukul pekan lalu setelah Presiden Rusia menyatakan negaranya telah menemukan vaksin Covid-19 pertama di dunia. Saham Riverstone seketika merosot 13 persen dalam pekan terburuknya sejak Maret 2020.

        Situasi ini jelas berdampak pada Malaysia yang memasok 65 persen produk sarung tangan karet dunia. Padahal sebelumnya, Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia sempat memperkirakan, jumlah ekspor tahun ini akan meningkat 45 persen.

        Seorang konsultan memperkirakan penciptaan kekayaan di Malaysia merupakan yang tercepat ke-10 di dunia. Kekayaan para miliardernya diproyeksikan lebih dari USD30 juta (Rp441 miliar) akan membengkak hingga 35 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: