Buku kas adalah buku yang berisikan informasi penting yang wajib dimiliki oleh perusahaan untuk mengetahui perkembangan keuangan yang mereka miliki. Buku kas wajib dimiliki agar seseorang mengetahui kondisi keuangan sebuah perusahaan.
Keadaan finansial, terutama kas merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui, serta wajib diketahui bagaimana bisa bertambah serta berkurangnya kas perusahaan. Analisis atau keputusan bisa dilakukan dan dibuat rencana keuangan pada masa berikutnya dengan bantuan buku kas.
Baca Juga: Apa Itu Buku Besar?
Buku kas mencatat segala hal yang berhubungan dengan keuangan yang merupakan hal penting untuk perusahaan. Kondisi keuangan serta berbagai transaksinya bisa diketahui lewat buku kas sehingga bisa dijadikan sebagai acuan dalam berbagai hal. Berbagai keputusan penting yang akan diambil biasanya akan ditentukan dari kondisi keuangan.
Jurnal pengeluaran kas akan mencakup item seperti pembayaran yang dilakukan kepada vendor untuk mengurangi hutang. Sementara jurnal penerimaan kas akan mencakup item seperti pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan atas piutang dagang atau penjualan tunai.
Cara Menulis Buku Kas
Setiap perusahaan memiliki caranya tersendiri untuk menulis buku kas mereka. Meski demikian, berikut tiga cara umum menulis buku kas:
1. Folio Dwi Halaman (Scontro)
Dalam penulisan buku kas dwi halaman, harus memiliki 2 muka halaman yang terdiri dari halaman debit dan halaman kredit. Halaman debit untuk mencatat pemasukan atau penambahan uang kas beserta asal uangnya. Halaman debit terdiri dari 4 kolom, di antaranya:
- Kolom pertama, berisi tanggal masuknya uang.
- Kolom kedua, berisi keterangan tentang pemasukan secara singkat, jelas, dan mudah dimengerti.
- Kolom ketiga, berisi nomor urut dari bukti masuknya uang sehingga kas menjadi bertambah.
- Kolom keempat, berisi jumlah uang masuk sesuai dengan tanggal yang tercantum.
Selanjutnya, halaman kredit dibuat untuk mencatat pengeluaran uang. Di halaman ini, harus menyertakan alasan dari pengeluaran yang terjadi secara jelas dan tidak bertele-tele. Halaman kredit juga memiliki 4 kolom, di antaranya:
- Kolom pertama, diisi dengan tanggal.
- Kolom kedua, diisi keterangan pengeluaran yang dilakukan (tujuan pengeluaran dan kemana dana pengeluaran itu diberikan).
- Kolom ketiga, diisi dengan nomor urut pengeluaran dana.
- Kolom keempat, diisi dengan catatan jumlah uang yang dikeluarkan pada tanggal tersebut.
2. Folio Satu Halaman
Cara folio satu halaman biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil karena dianggap praktis. Dalam folio satu halaman, keterangan pemasukan dan pengeluaran ada pada halaman yang sama, sehingga mudah dibaca dan tidak memakan waktu. Meski demikian, ada lima unsur yang tak boleh terlewatkan, di antaranya:
- Kolom pertama, diisi dengan tanggal.
- Kolom kedua, diisi dengan keterangan tentang masuk-keluarnya arus dana kas.
- Kolom ketiga, diisi dengan nomor urut bukti kas yang ada, baik pemasukan maupun pengeluaran.
- Kolom keempat, diisi dengan jumlah saldo kas yang ada.
- Kolom kelima, diisi dengan jumlah pengeluaran dana kas yang dilakukan.
3. Tabelaris
Buku kas tabelaris berisi lajur-lajur atau golongan-golongan yang didalamnya diisi sesuai dengan keperluan perusahaan. Penulisan dengan cara ini sama dengan pada kas secara folio. Pada halaman sebelah kiri disebut dengan debit serta yang kanan adalah kredit.
4 Jenis Buku Kas Keuangan
Seorang pengusaha setidaknya harus memiliki pencatatan arus dana yang baik, berkala dan tersistem. Karena itulah setidaknya gunakan empat jenis buku kas ini:
- Buku Kas Umum (Cash Book)
- Buku Pembantu Bank (Bank Book)
- Buku Kas Pembantu Pajak (The Tax Book)
- Buku Pembantu Panjar (Imprest Book)
Keempat buku tersebut cukup krusial dalam pencatatan arus dana keuangan perusahaan, baik pemasukan atau pengeluaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: