Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak generasi milenial untuk menjadi bagian dari pembangunan pertanian. Menurutnya, kekayaaan sumber daya alam di Indonesia membuka peluang bisnis pertanian yang luas untuk digarap kaum milenial.
"Semangat muda yang dimiliki kaum milenial harus menjadi dorongan postitif bagi pembangunan pertanian Indonesia, terutama dalam peningkatan ekspor pertanian yang akan memengaruhi perekonomian negara," ungkap SYL optimis.
Baca Juga: Cetak Petani Milenial, Pemda Pacitan Dukung 1.000% Program YESS
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPPSDMP) Dedi Nusyamsi mengatakan bahwa tongkat estafet pembangunan pertanian ada di pundak generasi milenial. "Generasi milenial memiliki ciri berpikir strategis, inspiratif, inovatif, energik, antusias, dan fasih mengadopsi teknologi digital dalam beragam aspek bisnis sehingga mampu menjadi pembawa pembaruan dalam pembangunan pertanian," tegas Dedi.
Terlebih di tengah pandemi ini, sektor pertanian menjadi ujung tombak dalam penyediaan bahan pangan bagi masyarakat Indonesia. Kondisi ini menegaskan bahwa sektor pertanian tetap potensial menjadi ladang bisnis tak terkecuali bagi generasi milienial, ungkap Dedi.
Kedua pernyataan diatas dibuktikan oleh para milenial di Kota Bogor. Adalah Zawad, Reza, Dwiki, Dea, Pugar, dan Septian yang mencoba bertahan dan berjuang di tengah pandemi dengan membuka "Kedai Gebrak".
Kedai Gebrak merupakan UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Berlokasi di Jalan Perwira, Babakan, seberang kampus IPB (Institut Pertanian Bogor), kedai ini didirikan atau dirintis 6 pemuda(i) alumni Polbangtan Bogor sejak tahun 2019. Berawal dari menyediakan produk minuman berbahan dasar susu, inovasi pun dilakukan di awal tahun 2020 dengan me-launching produk olahan hasil pertanian yakni ice cream sayur. Ternyata, produk tersebut digemari oleh konsumen karena merupakan produk yang sehat dan bergizi.
Tidak sampai di situ, Kedai Gebrak pun mulai mengembangkan bisnis dengan merambah ke menu berbahan dasar kopi yang tentunya mendapatkan apresiasi dari para konsumen. Namun, pada minggu ke 4 bulan Maret 2020 saat pandemi Covid-19 mulai menyebar ke Kota Bogor, hal itu membawa dampak bagi Kedai Gebrak.
Zawad Mushappudin, salah satu owner Kedai Gebrak, mengungkapkan, "Saat pandemi mulai menyerang, kami hampir bangkrut, omzet menurun drastis. Sebelum pandemi, omzet mencapai lebih dari Rp500 ribu lebih per hari. Saat pandemi, omzet terus menurun bahkan dalam sehari hanya ada 1 sampai 2 konsumen, pesanan di media sosial seperti Gojek dan Shopee pun sepi, tidak seperti biasanya."
Bukan milenial namanya bila mudah menyerah. Pada bulan Juni, Kedai Gebrak kemudian merancang strategi baru seperti mengeluarkan beberapa produk baru yang unik dan menarik sehingga dapat membuat konsumen penasaran. Produk tersebut di antaranya adalah kopi rempah, susu jagung, dan gebrak roaster (menjual kopi bubuk dan roasbeans dalam kemasan).
Tak puas berdiri sendiri, Kedai Gebrak menjalin kerja sama dengan produsen kopi Garut, Lampung, dan Bogor. Fantastis, pada bulan Juli lalu Kedai Gebrak kembali mengeluarkan produk barunya berupa kopi sachet dengan target market adalah kedai kopi dan warung-warung yang bisa dijadikan supplier. Dilanjutkan, peluncuran produk kopi susu literan dan produk susu literan dengan varian rasa yang bermacam-macam seperti Red Velvet, Grentea, Cokelat, Oreo, dan Pisang menjelang Hut Kemerdekaan RI lalu.
Reza yang juga owner Kedai Gebrak menambahkan, bermodalkan kendaraan bermotor, Kedai Gebrak menggencarkan promosi di media sosial dengan berkorban free ongkir dan dikirim ke rumah konsumen.
"Alhamdulilah, setelah beberapa minggu berjalan konsumen mulai tertarik dengan produk baru kedai gebrak sehingga untuk saat ini mereka yang datang ke kedai untuk mencari produk yang mereka inginkan. Tidak lupa, protokol kesehatan tetap diterapkan dalam kegiatan usaha," tegas Reza.
Sistem promosi yang dilakukan tidak jauh seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Kedai Gebrak siap mengirim produk-produk tersebut di sekitar wilayah Kota atau pun Kabupaten Bogor dengan free ongkir.
Dalam hal ini, Kedai Gebrak tidak hanya menyediakan jasa jual kopi di dalam kedai saja, tetapi juga siap menerima permintaan pasar kopi baik ekspor maupun impor dengan kuantitas yang banyak berupa greenbeans atau roasbeans. Tentunya, karena saat ini Kedai Gebrak sudah berkerja sama dengan buyer kopi di Bandung untuk memenuhi kebutuhan kopinya.
"Nah, bagi kalian para milenial, masih ragu untuk terjun menekuni sektor pertanian? Sektor ini sangat menjanjikan untuk menjadi peluang bisnis dan meraup keuntungan. Bila kita mau teguh, pantang menyerah, dan selalu berinovasi, kami yakin sektor ini mampu menjadi sektor andalan generasi milenial. Jadi, ayo jangan takut menjadi petani dan berwirausaha di sektor pertanian," ungkap ke-6 owner Kedai Gebrak mengakhiri wawancara.
(NRT/LL)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum