Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bongkar Alasan Impor TKA, Opung Luhut: Indonesia Kekurangan Tukang...

        Bongkar Alasan Impor TKA, Opung Luhut: Indonesia Kekurangan Tukang... Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengungkapkan penyebab pemerintah banyak merekrut kehadiran tenaga kerja asing (TKA) di Tanah Air. Langkah itu terpaksa dilakukan karena Indonesia kekurangan ahli teknik.

        Berdasarkan data Fakultas Teknik Universitas Indonesia, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia mencapai 117.982 orang pada 2019. Sementara yang tersedia hanya 20.635 orang. Sedangkan untuk lulusan D3 teknik, kebutuhannya mencapai 194.183 orang dan yang tersedia hanya 5.242 orang.

        "Kalau orang ribut kenapa juga enggak pakai kita punya? Ini data kita ambil dari profesor Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Memang kita enggak punya Pak, kurang kita. Mungkin sarjana sosial hukum (banyak), tapi di teknik kita kurang," kata Luhut dalam video virtual, Selasa (15/9/2020).

        Baca Juga: Opung Luhut Ungkap 8 Biang Kerok Ekonomi Jatuh ke Minus 5,32%

        Baca Juga: Jokowi Langsung Bertitah Beresin Covid-19, Luhut Terjunkan TNI sampai Polisi

        Di luar itu, Luhut juga menekankan pentingnya hilirisasi yang menciptakan nilai tambah dalam transformasi ekonomi Indonesia.

        "Hilirisasi ini punya peran penting karena memberi nilai tambah yang sangat bagus, mulai dari pajak, pendidikan, hingga potensi UMKM. Kita kan tidak mau terus-terusan mengandalkan komoditas," katanya.

        Menko luhut menambahkan, sektor hilirisasi mineral juga berkontribusi dalam menopang perekonomian Indonesia selama pandemi dan juga ketika nanti pandemi usai. Hal ini dikarenakan sektor hilirisasi tidak terdampak terlalu dalam dan ekspor produk turunan yang dihasilkan dari pabrik pengolahan semakin menunjukkan dampak positif.

        "Hilirisasi nikel ini akan kita kembangkan sampai ujungnya baterai lithium dan mobil listrik. Di 2024 kita harap sudah produksi lithium battery tipe terbaru yaitu 811, dan ada recycling programm juga untuk baterai itu," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: