Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Iran, rupanya berbuntut panjang. Dengan tegas Iran memberikan pernyataan kepada Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), akan meladeni tantangan perang Negeri Paman Sam.
Trump menulis pernyataan yang membuat Iran murka. Dalam akun Twitter pribadinya, Trump melemparkan tuduhan jika Iran memiliki rencana untuk membunuh Duta Besar AS untuk Afrika Selatan, Lana Marks.
Baca Juga: Militer Iran Gelar Latihan Militer Dekat Selat Hormuz
Trump meyakini Iran masih menyimpan dendam usai kematian Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Mayor Jenderal Qassem Soleimani, 3 Januari 2020 di Bandara Internasional Baghdad, Irak. Soleimani tewas akibat serangan yang dilancarkan drone milik Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces).
"Setiap serangan oleh Iran, dalam bentuk apapun, terhadap Amerika Serikat, akan berhadapan dengan serangan terhadap Iran yang akan 1.000 kali lebih besar," bunyi pernyataan Trump.
Apa yang dinyatakan Trump membuat Iran tak terima. Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, menegaskan pihaknya akan memberikan respons tegas jika Amerika sampai melancarkan serangan lagi.
Rabiei menyindir Trump yang notabene adalah pemimpin negara terkuat di dunia, yang mengklaim sebagai polisi dunia, tapi mempercayai berita bohong semacam itu.
"Kami berharap mereka (AS) tidak membuat kesalahan strategis baru dan tentunya dalam kasus kesalahan strategis, mereka akan menyaksikan tanggapan tegas Iran," ujar Rabiei.
"Presiden sebuah negara yang memiliki klaim atas manajemen dan ketertiban global, membuat pernyataan yang tergesa-gesa, dan didorong oleh agenda yang meragukan dengan dasar yang lemah," katanya.
Yang terbaru, laporan dari AhlulBayt News Agency. Dalam laporan itu, Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht-Ravanchi, menulis surat yang berisi pengaduan atas tindakan provokatif Trump.
Takht-Ravanchi menulis surat yang ditunjukkan langsung untuk Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan Presiden Dewan Keamanan, Abdou Abarry.
Takht-Ravanchi menyatakan bahwa Trump dan AS telah melanggar sejumlah regulasi PBB. Takht-Ravanchi menyatakan, Iran akan mengambil tindakan tegas untuk menggunakan pasukan militernya untuk membela diri menghadapi armada militer AS.
"Pernyataan provokatif semacam itu merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip yang sangat mendasar, yang diabadikan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Khususnya, Pasal 2 (4) yang secara jelas melarang ancaman atau penggunaan kekerasan," bunyi pernyataan Takht-Ravanchi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: