Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Costco Wholesale, Ritel yang Dijuluki Si Raja Diskon

        Kisah Perusahaan Raksasa: Costco Wholesale, Ritel yang Dijuluki Si Raja Diskon Kredit Foto: Reuters/Richard Clement
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Costco Wholesale Corporation adalah bisnis grosir yang menjual berbagai produk barang. Raksasa yang berbasis di Amerika Serikat itu mengoperasikan gudang yang berisikan produk mulai dari makanan, elektronik, otomotif, hobi, alat outdoor, pakaian, kesehatan hingga furnitur. 

        Luasnya jangkauan penjualan Costco tersebut rupanya sejalan dengan performa keuangan raksasa ini. Perusahaan kini memiliki 782 toko dan 99 juta lebih anggota di seluruh dunia, sehingga memberikan pengaruh positif untuk perusahaan. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Cigna, Taipan Bisnis Kesehatan yang Lagi Panen Cuan

        Costco mengalami tahun yang cukup kuat di 2019. Mereka membukukan peningkatan 8 persen pada pendapatan total tahunan. Itu berarti adanya peningkatan 6 persen dalam penjaualan di toko dan keuntungan 7 persen dari pendapatan keanggotaan. Di samping itu, laba bersih perusahaan seluruhnya melonjak 17 persen.

        Catatan keuangan Costco untuk 2020 berjalan mulus. Pada kuartal pertama --berakhir November 2019--, perusahaan membukukan penjualan bersih sebesar 36,24 miliar dolar AS, meningkat 5,6 persen dari 34,31 dolar AS pada tahun sebelumnya.

        Penjualan bersih untuk kuartal kedua (berakhir Februari 2020) meningkat 10,5 persen menjadi 38,26 miliar dolar dari 34,63 miliar dolar AS di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih perusahaan yang dilaporkan pada kuartal tersebut adalah 931 juta dolar AS. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan konsumen yang khawatir atas dampak virus corona. 

        Keuangan raksasa ritel ini sedikit melemah di kuartal ketiga, yang berakhir pada May 2020. Penjualan bersih yang didapat perusahaan berada di angka 36,45 miliar dolar AS, dengan laba bersih yang dibukukan sebesar 838 juta dolar AS. 

        Dengan demikian, pendapatan keseluruhan Costco sebesar 152,7 juta dolar AS, sedangkan laba bersihnya sebesar 3,7 juta dolar AS. 

        Kinerja keuangan Costco yang fluktuatif di tiga kuartal 2020 ini sedikit dipengaruhi pandemi Covid-19. Meski begitu, peringkat Costco dalam Global 500 milik Fortune membaik dengan duduk di posisi ke-33 dari yang sebelumnya di peringkat 25. 

        Seperti apa perjalanan raksasa ritel dunia, Costco yang sukses bertahan hingga tahun ini? Untuk menjawab pertanyaan itu, ada baiknya Warta Ekonomi pada Selasa (22/9/2020) mengulas kisah Costco dari awal hingga menjadi perusahaan raksasa dunia. Uraian tersebut kami sajikan dalam artikel sebagai berikut. 

        Asal usul Costco dimulai oleh Sol Price dan putranya, Robert, yang membuka Price Club pada Juli 1976, di San Diego, California. Ayah dan anak itu sukses mengumpulkan dana 2,5 juta dolar AS dari teman dan keluarga unutk membuka toko tersebut. 

        Toko gudang ini adalah grosir yang mengharuskan pembeli menjadi anggota dan membayar biaya keanggotaan tahunan. Biaya keanggotaan membantu mengurangi biaya overhead yang sudah rendah, sehingga barang-barang dapat dijual dengan harga rata-rata 9 persen melebihi biaya dari produsen. 

        Setelah kerugian 750.000 dolar AS pada tahun pertama operasinya, Price Club sekarang punya toko di dua lokasi berbeda pada 1979. Selain itu, perusahaan memiliki 900 karyawan, 200.000 anggota, dan keuntungan bersih sebesar 1 juta dolar AS.

        Perusahaan milik Price mulai membuka penawaran saham publik pada Juli 1980. Itu karena pengaruh perolehan 1 juta dolar AS pada tahun sebelumnya.

        Pada saat Costco dibentuk, ritel itu pada dasarnya merupakan fenomena lokal di West Coast saja.  Namun sejak itu, popularitas mereka telah menyebar ke seluruh AS, melintasi perbatasan ke Kanada dan Meksiko, dan seterusnya ke banyak negara lain.

        Sejak awal berdirinya perusahaan, Jeffrey H. Brotman menjabat sebagai ketua Costco, dan James D. Sinegal sebagai presiden. Sementara Sinegal memiliki latar belakang dalam gudang keanggotaan dan rantai ritel (telah dibimbing oleh Sol Price, pendiri Fed Mart dan Price Club), Brotman adalah seorang eksekutif perusahaan eksplorasi minyak dan salah satu pendiri grup yang mengoperasikan ritel toko pakaian.

        Pada 1985 Costco menjadi perusahaan publik. Pada 1993 Costco bergabung dengan Price Club menjadi Price/Costco, Inc. Pada Agustus 1999, perusahaan tersebut bergabung kembali dan mengubah namanya menjadi Costco Wholesale Corporation.

        Sejak 1984 Costco harus menambah ukuran keranjang belanjaannya empat kali lipat. Itu karena pelanggan mereka menghabiskan rata-rata 95 dolar AS per kunjungan, angka yang stabil selama bertahun-tahun.

        Terdapat sejumlah alasan unik mengapa orang-orang masih mau mengunjungi Costco. Pertama praktik penyimpanan stok yang cerdas, termasuk menjadi ritel beranggota pertama yang menawarkan bagian makanan segar toko roti, area produk berpendingin, daging segar, dan makanan laut).

        Pada 1995 pelanggan mengunjungi Costco rata-rata setiap tiga minggu sekali. Namun pada 1999, mereka kembali setiap sepuluh hari. 

        Dengan semakin seringnya pelanggan yang kembali, serta ekspansi terus-menerus perusahaan ke pasar baru dengan gudang dibuka setiap tahun, Costco melihat pendapatan penjualannya tumbuh sebesar 6 persen setahun dari 1995 hingga 2000.

        Costco memiliki tiga tingkat keanggotaan. Pertama mulai dari harga 35 dolar hingga 100 dolar AS setahun, menjadi Business, Gold Star, dan Executive.

        Anggota bisnis (berjumlah 4,1 juta pada tahun 2000) juga dapat membeli barang untuk penggunaan pribadi, dan keanggotaan termasuk kartu pasangan. Anggota juga memiliki opsi untuk membeli hingga enam kartu keanggotaan tambahan (masing-masing 35 dolar AS) untuk rekan atau mitra dalam bisnis (dengan kartu perusahaan yang dapat dialihkan menjadi opsi lain).

        Keanggotaan Gold Star (biaya tahunan 45 dolar AS) tersedia untuk individu dalam pekerjaan atau kelompok tertentu, dan juga terbuka bagi mereka yang tidak memiliki bisnis. Keanggotaan ini mencakup harga grosir yang sama yang ditawarkan kepada anggota bisnis. Biaya tahunan akan dikembalikan sepenuhnya jika anggota tidak puas.

        Tingkat keanggotaan ketiga, Eksekutif (biaya tahunan 100 dolar AS), memiliki semua keuntungan dari keanggotaan lainnya, dan manfaat lainnya. Anggota dapat membeli layanan tambahan seperti asuransi mobil dan pemilik rumah, layanan jarak jauh, dan layanan hipotek, serta layanan bisnis dengan potongan harga seperti asuransi kesehatan dan pemrosesan kartu kredit pedagang dengan harga yang jauh lebih murah.

        Strategi Costco adalah menawarkan barang dagangan bermerek berkualitas tinggi dengan harga di bawah harga grosir tradisional, pengecer diskon, dan supermarket. Untuk mencapai ini, Costco membeli hampir semua barang dagangannya dengan diskon volume dari produsen, bukan distributor, dan stok biasanya dikirim langsung ke gudang penjualan untuk meminimalkan biaya pengiriman. 

        Gudang sering kali berada di lokasi industri atau di area lain karena biaya properti lebih minim. Stok barang ditempatkan langsung di lantai penjualan atau masih ditumpuk di paletnya, sehingga mengurangi penanganan dan tenaga kerja penyimpanan.

        Jumlah karyawan bagian penjualan dan layanan juga minim. Sebagian besar karyawan berstatus paruh waktu. Gudang hampir seluruhnya bersifat swalayan, mulai dari mencari dan membeli barang, hingga memuatnya ke dalam kendaraan pelanggan.

        Meskipun memiliki gudang seluas tiga hektar, dan tumpukan barang dagangan bertumpuk di langit-langit, Costco hanya membawa 4.000 produk yang dipilih dengan cermat pada satu waktu. 

        Dibandingkan dengan toko bahan makanan, yang memiliki rata-rata 40.000 produk, atau Walmart Supercenter, yang memiliki sebanyak 125.000 item, pilihan stok Costco mungkin tampak relatif sedikit. Namun, semakin sedikit produk membuat inventaris dan pelacakan harga lebih mudah. 

        Costco meluncurkan situs e-commerce, Costco.com pada 1998. Itu juga menjadi langkah besar perusahaan dalam menjaring anggota baru.

        Perusahaan berhasil mempertahankan harga jualnya pada 14 persen di atas biaya produk atau kurang. Berjuang untuk dapat mengisi volume tinggi membuat keuntungan tetap tinggi. Pada 1999, gudang Costco mendapat rata-rata 91 juta dolar AS per tahun.

        Perusahaan juga memiliki lini produknya sendiri, dirilis di bawah label Costco dari Kirkland Signature. Dalam upaya terus-menerus untuk mendapatkan harga yang lebih baik, perusahaan memutuskan untuk mulai membuat produk sendiri.

        "Kami menjual enam paket film Kodak 200 kecepatan seharga 21,99 dolar AS," kata CEO Sinegal kepada majalah Fortune pada 1999.

        Perusahaan juga menyentil pabrik di seluruh dunia untuk memproduksi barang-barang yang tampilan dan kualitas produk bermerek ternama. Mereka kemudian akan menjualnya dengan harga potongan yang lebih rendah daripada merek ternama itu. Pada 1999, kira-kira 12 persen dari produk Costco yang dirilis ditandai dengan nama Kirkland.

        Costco memiliki kebijakan pengembalian yang sangat murah hati atas produk yang dijual. Itu dilakukannya untuk mengumpulkan kepercayaan dan loyalitas pada pelanggannya. 

        Costco sangat yakin dengan produk mereka. Perusahaan memiliki jaminan "pengembalian apa pun-kapan saja". Kadang-kadang, mereka sering mengalami daftar tunggu untuk cincin pertunangan Costco senilai 20.000 dolar AS. 

        Memiliki barang-barang kelas atas yang dijual di gudang di sebelah tumpukan kertas printer atau persediaan makanan kucing selama setahun mungkin tampak aneh, tetapi Costco melakukannya untuk cenderung menarik pelanggan kelas menengah dan atas.

        Selama bertahun-tahun, Costco telah menambahkan departemen, berkembang lebih dari sekedar penawaran gudang diskon. Yang sangat sukses adalah departemen makanan segar, yang mencakup daging, toko roti, toko makanan, dan hasil bumi. Sebagian besar toko juga memiliki apotek, pusat pengeluaran optik, layanan foto satu jam, food court, dan kedai hot dog yang selalu populer dan murah.

        Pada 2001, 125 toko Costco juga menampilkan pompa bensin dengan harga potongan menarik. Tren penjualan bensin di supermarket diskon diulangi oleh jaringan seperti Walmart dan Sam's Club. 

        "Perang bensin menjadi lebih sering sebagai akibat dari semakin banyaknya pesaing besar ini," Holly Tuminello, Wakil Presiden Asosiasi Pemasar Minyak Amerika (PMAA) mengatakan kepada Reuters pada Juli 2001.

        "Itu karena mereka bersedia menggunakan bensin sebagai pemimpin kerugian untuk menarik orang ke produk mereka yang lain," lanjutnya.  

        Selanjutnya dengan kenaikan laba selama enam tahun berturut-turut, Costco mengalami penurunan pendapatan yang tidak terduga pada paruh pertama 2001. Sebagian besar di luar kendali perusahaan, karena West Coast AS menderita krisis energi yang membuat harga energi meroket.

        Negara bagian California, tempat seperempat gudang Costco berada, mengalami beberapa krisis terburuk. Alasannya dilakukannya pemadaman bergilir. 

        "Harga energi di California pasti akan mempengaruhi Costco lebih dari pengecer nasional lainnya," kata David Schick, seorang analis di Robinson-Humphrey, kepada New York Times pada Juni 2001. 

        Perusahaan menanggapi krisis dengan melengkapi toko California dengan generator cadangan untuk menjaga unit pendingin tetap beroperasi jika terjadi pemadaman, mematikan AC, dan merancang gudang baru dengan skylight sebanyak yang diizinkan.

        Meskipun krisis energi menjadi penyebab utama penurunan laba, ada beberapa faktor lain yang berkontribusi. Perekonomian berada dalam perlambatan, sehingga menurunkan penjualan ritel secara keseluruhan. Ditambah perusahaan berkembang secara dramatis, setelah membuka 27 gudang baru pada tahun fiskal itu sehingga total menjadi 360 gudang di AS, Kanada, Meksiko, Inggris, Korea, Taiwan, dan Jepang.

        Meskipun terjadi perlambatan, penjualan Costco naik 5 persen pada 2001, catatan penting dalam industri tersebut. Pendapatan dari iuran keanggotaan meningkat 23 persen. Costco terus mempertahankan tingkat pembaruan keanggotaan yang mengesankan sebesar 86 persen. Dengan begitu, perusahaan memiliki sekitar 16 juta anggota aktif dan lebih dari 35 juta pemegang kartu.

        Selain situs Web e-commerce yang sudah ada untuk anggotanya, Costco.com, Costco secara resmi meluncurkan bagian "B2B" (Business to Business) dari situs belanja daring mereka pada April 2001. Ini fitur baru memungkinkan bisnis di AS memesan produk secara online untuk pengiriman, dengan beberapa wilayah. 

        Dengan bercabang lebih jauh ke e-commerce, dan dengan rencana untuk melanjutkan ekspansi perusahaan dengan kecepatan 40 gudang baru setahun, Costco melanjutkan pertumbuhannya yang cepat tanpa terlihat adanya perlambatan.

        Costco muncul sebagai satu-satunya perusahaan yang mencapai 3 miliar dolar AS secara ajaib dalam waktu kurang dari 6 tahun. Dengan kurang dari 2 juta karyawan, Costco berhasil masuk ke daftar Fortune 2014. 

        Sesuai ACSI (Indeks Kepuasan Pelanggan Amerika) Q4 2008, Costco mengantongi tempat nomor satu di divisi industri ritel.

        Pada 2010, perusahaan menandatangani kesepakatan dengan Mypublisher.com untuk menerbitkan buku dan kalender. Baru-baru ini mereka mulai menerbitkan kalender dan photobook secara mandiri.

        Pada 2012, sebuah film dokumenter tentang Costco ditayangkan perdana oleh CNBC --The Costco Craze: Inside the Warehouse Giant.

        Beberapa layanan utama termasuk Costco Photo Center, Costco Travel, Food service, Shopping dll. 

        Costco muncul sebagai salah satu merek ritel paling dikagumi dengan omset jutaan dolar di berbagai negara. Gudang internasional dirancang dan diimplementasikan untuk melengkapi gudang di AS. 

        Dari food court hingga toko perangkat keras, Costco menjaga koherensi perusahaan dengan tingkat variasi produk dari produk lokal dan internasional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: