Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ternyata Ini Penyebab Pertanian Tetap Tumbuh di Kuartal III-2020

        Ternyata Ini Penyebab Pertanian Tetap Tumbuh di Kuartal III-2020 Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui berbagai cara. Di antaranya dengan meningkatkan produksi pada semua subsektor pertanian. Terutama pada tanaman pangan, seperti padi, hortikukultura, dan perkebunan.

        Berdasarkan data BPS yang dirilis, Kamis (5/11/2020), pertumbuhan sektor pertanian pada kuartal III tumbuh sebesar 2,15 persen (yoy) atau sebesar 1,01 persen (qtq).

        Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menjelaskan bahwa peningkatan itu terjadi karena panen raya padi kedua di sejumlah daerah masih berjalan dengan baik. Selain itu, juga dari pertumbuhan subsektor hortikultura yang dibarengi dengan peningkatan permintaan buah dan sayuran.

        Baca Juga: Resesi Indonesia Lanjut ke Kuartal IV 2020?

        "Dari perkebunan juga tumbuh yang didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri seperti komoditas kakao, karet, cengkeh dan tembakau," ujar Kuntoro, Kamis (5/11/2020).

        Sementara mengenai kontraksi subsektor peternakan, kata Kuntoro, penyebabnya adalah penurunan jumlah pemotongan hewan kurban pada Iduladha yang lalu, serta masih rendahnya permintaan produk  ternak untuk restoran dan perhotelan sebagai imbas pandemi Covid-19.

        Meski demikian, lanjut Kuntoro, BPS mencatat bahwa nilai ekspor pertanian pada periode Januari-September 2020 mencapai US$2,82 miliar atau meningkat sebesar 9,7 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya US$2,57 miliar.

        "Untuk nilai ekspor olahan pertanian pada periode yang sama juga meningkat sebesar US$18,47 miliar atau 5,97 persen jika dibanding tahun lalu yang hanya US$17,43 miliar," katanya.

        Kuntoro mengatakan, peningkatan yang terjadi juga memiliki dampak besar pada naikknya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Juni-September masing-masing sebesar 101,66 dan 101,74, dimana angka keduanya lebih besar dari 100.

        Di samping itu, Kementan memastikan bahwa kebutuhan beras hingga akhir tahun  dipastikan dalam kondisi aman dan terkendali. Kepastiam ini terlihat dari jumlah produksi beras Januari-September 2020 yang mencapai 26,06 juta ton.

        "Bahkan diperkirakan sampai akhir Desember 2020 produksi beras akan mencapai 31,63 juta ton atau meningkat 1 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dengan angka produksi tersebut maka akan ada stok di akhir tahun sebesar 7,4 juta ton," katanya.

        Baca Juga: Fokus Capai Target 2,5 Juta Petani Milenial, Program YESS Gandeng P4S dan BPP

        Menurut Kuntoro, salah satu faktor pendorong terhadap capaian tersebut diantaranya adalah tingginya serapan Keredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian pada periode Januari-September 2020 yang mencapai Rp 36,95 triliun atau meningkat 24 persen jika dibanding periode yang sama di 2019.

        "Sekali lagi, ini membuktikan bahwa pertanian merupakan sektor tulang punggung bagi perekonomian nasional," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: