Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bamsoet Minta Pemerintah Korsel Beri Perhatian Khusus untuk WNI Penderita Corona

        Bamsoet Minta Pemerintah Korsel Beri Perhatian Khusus untuk WNI Penderita Corona Kredit Foto: MPR
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melalui Wakil Ketua Parlemen Korea Selatan meminta pemerintah Korea Selatan memberikan perhatian khusus terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Korea Selatan.

        Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), saat ini tercatat ada lebih dari 37 ribu orang warga Indonesia yang menetap di Korea Selatan. Lebih dari 1.400 di antaranya adalah pekerja dan mahasiswa yang tinggal di Kota Daegu, salah satu pusat penyebaran Covid-19 di Korea Selatan.

        Baca Juga: Di Hadapan Kader HMI Makassar, Bamsoet Ajak Terapkan Nilai-Nilai Kebangsaan

        "Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat hingga awal November 2020 ini sudah ada 43 WNI di Korea Selatan yang terpapar Covid-19. Alhamdulilah, 41 di antaranya sudah sembuh dan 2 sudah mulai stabil. Sebagai sahabat, kita mendukung berbagai langkah pemerintah Korea Selatan dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di sana dengan tak lupa memberikan perhatian khusus kepada WNI yang terkena Covid-19," ujar Bamsoet saat menerima Wakil Ketua Parlemen Korea Selatan Mrs. Kim Sanghee, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (25/11/2020).

        Turut hadir para anggota Parlemen Korea Selatan, antara lain Nam Insoon, Kwon Insook, Yang Kumhee, Min Byoungdug, Lee Yong, Kim Myungsin, Hwang Seungki, dan Lim Jeung. Hadir pula Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom.

        Ketua DPR RI ke-20 ini menilai, hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan sudah meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir. Terutama sejak ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century oleh kedua Kepala Negara pada 4 Desember 2006. Kemitraan ini kemudian ditingkatkan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jae-in menjadi Special Strategic Partnership pada 9 November 2017.

        "Indonesia dan Korea Selatan juga tergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Melibatkan 10 negara ASEAN ditambah lima negara besar lainnya yakni Australia, New Zealand, China, Jepang, dan Korea Selatan. Menjadikan RCEP sebagai kemitraan perdagangan terbesar dunia dengan total GDP USD26 triliun dan melibatkan hampir sepertiga populasi warga bumi," jelas Bamsoet.

        Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, Korea Selatan merupakan salah satu mitra dagang dan negara asal investasi terbesar bagi Indonesia. Nilai perdagangan Indonesia dan Korea Selatan dari Januari-September 2020 mencapai USD9.65 miliar.

        "Investasi Korea Selatan di Indonesia pada tahun 2020 berjumlah USD1,14 miliar yang tersebar di 2.412 proyek. Nilai tersebut turun dibandingkan tahun 2017 yang berjumlah USD2,02 miliar yang tersebar di 3.274 proyek. Kami mendorong investasi Korea Selatan di Indonesia bisa kembali ditingkatkan. Apalagi saat ini sudah ada kemudahan perizinan melalui UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja," terang Bamsoet.

        Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menambahkan, Indonesia dan Korea Selatan juga telah memiliki kerja sama dalam beberapa proyek pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (ALUTSISTA). Seperti kapal selam, pesawat latih, kendaraan tempur, dan pengembangan bersama pesawat tempur KF-X/IF-X.

        "Kedua negara juga telah meresmikan Kapal Selam KRI Alugoro 405 di Surabaya pada 11 April 2019 hasil kolaborasi PT PAL dengan DSME sebagai kapal ketiga hasil kerja sama Joint Venture Kapal Selam Batch ke-1 RI-Korea Selatan. Kerja sama pertahanan antarkedua negara harus terus ditingkatkan agar kedua negara bisa saling mengembangkan industri pertahanan," pungkas Bamsoet.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: