Neraca perdagangan Indonesia November 2020 kembali mencatat surplus, yakni US$2,61 miliar. Dengan kondisi tersebut, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama tujuh bulan terakhir sejak Mei 2020.
Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2020 secara keseluruhan mencatat surplus US$19,66 miliar dolar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami defisit US$3,51 miliar.
Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Berlanjut, November Raup Rp36,54 Triliun
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan bahwa pihaknya memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," ucapnya di Jakarta, Selasa (15/12/2020).
Erwin mengatakan, surplus neraca perdagangan November 2020 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas. Neraca perdagangan nonmigas November 2020 mencatat surplus US$2,94 miliar.
Surplus ini kata dia dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Sementara itu, impor nonmigas baik kelompok konsumsi, bahan baku, maupun barang modal mengalami peningkatan, sejalan dengan aktivitas ekonomi yang berangsur membaik. Adapun defisit neraca perdagangan migas menurun dari USS$465,4 juta pada Oktober 2020 menjadi sebesar US$322,9 juta, dipengaruhi oleh peningkatan ekspor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan impor migas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: