Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KNPI Sowan ke PBNU Usai Laporkan Abu Janda, Said Aqil Bilang...

        KNPI Sowan ke PBNU Usai Laporkan Abu Janda, Said Aqil Bilang... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) bersilaturahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) setelah Ketua Umum KNPI, Haris Pertama, melaporkan Permadi Arya alias Abu Janda ke polisi terkait cuitannya yang menyebut 'Islam Arogan' dan dugaan rasisme kepada Natalius Pigai.

        Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ketum KNPI Haris Pertama beserta jajarannya diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (1/2/2021). Belum diketahui apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Namun, pertemuan tersebut disebut-sebut untuk silaturahmi kebangsaan dan kebhinekaan.

        Baca Juga: Ngaku Siap Ditahan, Yah... Nyatanya Abu Janda Masih Dilepas Polisi

        Usai pertemuan itu, Said Aqil mengingatkan bahwa pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang akan mendapatkan tantangan yang keras, ganas, dan ekstrem.

        "Kepada rekan-rekan KNPI di mana pun berada. Generasi muda, generasi bangsa. Ingat! Masa depan Indonesia ada di tangan Anda semua dan tantangan akan makin ekstrem dan ganas, keras," ujar Said Aqil dari video yang diterima di Jakarta.

        Said Aqil meminta, pemuda harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dari segala hal. Pemuda, lanjut dia, harus menguasai digital dan memahami putaran zaman.

        "Putaran dunia ini baik dari sisi ekonomi sosial politik," ujarnya.

        Dia mengibaratkan dunia sebagai permainan catur yang terdapat dua raksasa. Karenanya, pemuda jangan sampai menjadi korban dari pion-pion dalam permainan catur tersebut.

        "Menjaga persatuan dan paling utama adalah persatuan-persatuan geografi kita. Kalau kita masih berbudaya, insyaallah kita masih bermartabat," tandasnya.

        Sebelumnya, Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama bersama Sekjen KNPI Jackson AW Kumaat serta pengurus DPP KNPI seperti Ketua Bidang Hukum Medy Lubis resmi melaporkan pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda ke Bareskrim Polri atas dugaan penistaan agama.

        Laporan itu dilayangkan lantaran cuitan Abu Janda yang menyebut Islam adalah agama pendatang dari Arab yang arogan terhadap budaya lokal.

        Sebagaimana diketahui, cuitan Permadi Arya alias Abu Janda yang menyebut 'Islam arogan' berawal dari perang cuitan atau twit war dengan Tengku Zulkarnain. Pada awalnya, Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul, berbicara soal arogansi minoritas terhadap mayoritas di Afrika.

        Lalu, Tengku Zulkarnain menyebut tidak boleh ada arogansi, baik dari golongan mayoritas ke minoritas maupun sebaliknya. Cuitan tersebut dipublikasikan hari Minggu (24/1/2021).

        "Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana-mana negara normal tidak boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas. Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," cuit Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul.

        Kemudian Abu Janda membalas cuitan Tengku Zulkarnain. Dia menyebut Islam adalah pendatang dan Islam pula yang 'arogan' karena mengharamkan kearifan lokal di Indonesia.

        "Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," cuit Abu Janda lewat akun @permadiaktivis1.

        Baca Juga: Bu Susi Serukan Unfollow Abu Janda, Eh Langsung Ditangkis Bekas Orang PSI: Ku Acuhkan..

        Abu Janda sendiri telah membantah dirinya melakukan penodaan agama. Ia mengaku tidak pernah menyebut Islam arogan.

        "Saya tak pernah bilang 'Islam arogan', saya bilang 'Islam pendatang dari Arab' yang arogan dan itu ditujukan ke Tengku Zul. Yang saya maksud itu aliran salafi wahabi. Saat twit saya diviralkan bagian twit Tengku Zul-nya dibuang, jadi seolah saya generalisasi Islam. Terima kasih Kiai," kata Permadi Arya melalui akun Twitternya, @permadiaktivis1, Minggu (31/1/2021).

        Selain kasus "Islam arogan", Abu Janda juga sempat dilaporkan oleh Ketua Bidang Hukum DPP KNPI Medi Rischa Lubis terkait dugaan ujaran kebencian terhadap tokoh Papua, Natalius Pigai. Dalam cuitanya, Abu Janda mempertanyakan apakah Natalius sudah berevolusi.

        Abu Janda dianggap mengejek mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dengan sebutan evolusi di akun Twitter miliknya. Isi cuitannya, yakni 'Kau @NataliusPigai2, apa kapasitas kau? Sudah selesai evolusi belom kau?'

        Baca Juga: Menelisik 3 Kontroversi Abu Janda hingga Harus Berhadapan dengan Hukum

        Terkait evolusi, Abu Janda membantah cuitannya itu artinya binatang seperti teori Darwin. Tafsiran tersebut dinilainya hanya dibuat oleh pihak tertentu. Dia menjelaskan, dengan merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa evolusi itu artinya berkembang.

        Abu Janda menyampaikan evolusi itu sama sekali tidak bermaksud rasis. Sebab, dia tidak membawa embel-embel lain hanya kata evolusi saja. Maka dari itu, Abu Janda mempertanyakan di mana maksud rasisnya. 

        "Evolusi itu di KBBI artinya berkembang, evolusi itu berkembang, pikiran lo sudah berkembang belum? Akhlak lo sudah belum? Kan evolusi akhlak bisa, evolusi pikiran bisa," kata Abu Janda, Jumat, 29 Januari 2021.

        Menurut Abu Janda, sebagai muslim ia tak percaya teori Darwin. Bagi dia, hanya orang Atheis yang percaya teori Darwin.

        "Maaf, cuma orang Atheis yang percaya dengan teori Darwin. Jadi, kalau ada orang yang menuduh kata-kata evolusiku itu adalah teori Darwin berarti dia Atheis," sebut Abu Janda.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: