Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Geger Soal Agama 'Pak Ganjar Tidak Pernah Solat', Ferdinand Langsung Ngamuk-Ngamuk

        Geger Soal Agama 'Pak Ganjar Tidak Pernah Solat', Ferdinand Langsung Ngamuk-Ngamuk Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Beredar di media sosial Twitter soal potongan lembar ujian yang diduga soal mata peelajaran agama Islam. Dalam soal nomor sembilan di lembar ujian tersebut, terdapat nama Pak Ganjar.

        Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang…

        a. beruntung b. beriman c. bangkrut d. rugi

        Baca Juga: Menkes Bongkar Isi Pertemuan Jokowi, Anies, Emil dan Ganjar

        Kontan saja, politikus Ferdinand Hutahaean langsung mengomentari soal tersebut yang menurut dia tidak mendidik.

        "Ini buku sekolah apa? Ini propaganda yang kotor," cetusnya dalam akun Twitter pribadinya seperti dilihat di Jakarta, Senin (8/2/2021).

        Lebih lanjut, ia menilai penyebutan nama Pak Ganjar yang diketahui identik dengan nama Gubernur Jawa Tengah ini bisa saja menjadi salah satu propaganda untuk membenci mereka yang bernama seperti itu.

        "Entah siapa penulis buku ini dan entah digunakan disekolah mana tapi ini kurang ajar," ungkapnya.

        Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Tegal dari Golkar Divonis 6 Bulan, Ini Komentar Mas Ganjar

        "Sesungguhnya ini pola propaganda yang jahat dan bentuk pencemaran nama baik orang bernama 'Ganjar' terlepas itu dari politik. Terlebih saat ini ada politisi Ganjar yang sedang naik daun karena kinerjanya," pungkasnya.

        Sementara itu, Ketua Umum Seknas Jokowi Jawa Tengah, Bambang Mugiarto, meminta Penerbit Tiga Serangkai harus bertanggung jawab karena ada potensi keresahan di dalam masyarakat akibat beredarnya konten tersebut.

        "Ini berbahaya. Saya mencium ada nuansa politik praktis dalam materi buku. Mengarah pada doktrin politik kepada peserta didik. Meskipun tidak secara ekspilisit menyebut nama Ganjar Pranowo, tetapi soal seperti ini berpotensi menggiring tafsir kepada siswa bahwa nama Ganjar identik dengan Gubernur Jawa Tengah," kata Bambang melalui keterangan persnya, Selasa, 9 Februari 2021.

        Bambang Mugiarto menambahkan, ada potensi keresahan di masyarakat akibat beredarnya konten soal tersebut, dan untuk mencegahnya, pihak kepolisian juga diharapkan peran aktifnya dengan memanggil pihak tiga serangkai agar ada klarifikasi.

        "Supaya jelas dan diketahui apa maksud dari konten soal yang menyebut nama 'Ganjar' itu," ujarnya.

        Baca Juga: Menkes Bongkar Isi Pertemuan Jokowi, Anies, Emil dan Ganjar

        Menurutnya, ini masalah serius karena soal-soal seperti ini membahayakan pikiran anak didik.

        "Seharusnya, Penerbit Tiga Serangkai belajar dari kasus sebelumnya. Dia pernah juga diprotes keras oleh KPAI karena buku berbau masturbasi. Jika terus melakukan kesalahan, jangan salahkan jika masyarakat bertindak," lanjutnya.

        Bambang juga meminta Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) untuk segera merespons kasus ini. Menurut dia, penerbit sebagai anggota terikat untuk menangani keluhan dari konsumen baik secara tertulis maupun lisan.

        "Setahu saya ada kode etik yang mengikat bagi penerbit. Sebagai anggota Ikapi, penerbit harus menghargai dan peduli terhadap kepentingan lingkungan dan sosial di masyarakat," tegasnya.

        Sementara itu, salah satu netizen mengungkap sumber soal tersebut.

        "Data Penulis. Ali Shodiqin, terlampir. Buku itu tidak diedarkan di Jawa Tengah. Buku itu khusus diedarkan di Bekasi. Ditemukan beredar sebagai buku pendamping pelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu Bekasi," tulisnya dalam akun @qzitz.

        Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Tegal dari Golkar Divonis 6 Bulan, Ini Komentar Mas Ganjar

        Sebagaimana diketahui, sebuah soal dalam buku pelajaran menuai kontroversi. Sebabnya, salah satu soal dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan PT Tiga Serangkai tahun 2020 tersebut dianggap memuat konten berbau politis.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: