Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Beli Motor dan Mobil Bisa Tanpa DP, Angin Surga Atau Jebakan?

        Beli Motor dan Mobil Bisa Tanpa DP, Angin Surga Atau Jebakan? Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan untuk melonggarkan uang muka hingga 0% bagi pembelian kendaraan bermotor, baik motor maupun mobil, Per 1 Maret 2021 nanti.

        Terkait itu, Pengamat Politik Rocky Gerung menyebut akan ada peluang yang muncul akibat kebijakan tersebut.  Baca Juga: Bak Disambar Petir, Rocky Gerung Habis Dikatain-katain Ruhut: Masih Sakit? Masuk RS Jiwa

        Ia turut mempertanyakan maksud di balik kebijakan ini. Pasalnya, menurut dia, kebijakan ini terkesan sangat populis dan hanya menjadi angin segar bagi masyarakat. Namun, angin puyuh bagi pemerintah. Baca Juga: Ketika Beli Motor dan Mobil Bisa Tanpa DP, Harga Emas Sekarang Dibanderol Segini

        "Jadi angin surga buat rakyat, buat konsumen, tapi angin puyuh buat pemerintah sebetulnya," ujarnya, dalam video di kanal Youtube Rocky Gerung Official, Jumat (19/2/2021).

        "Karena kena badai covid-19, badai ekonomi, angin puyuh itu masuk ke segala macam kementerian, lalu panik, lalu dicarikan angin surga buat rakyat untuk menghadapi angin puyuh itu tuh," lanjutnya.

        Karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dengan DP 0 persen. Menurutnya, belum bisa menduga apakah di balik kebijakan tersebut ada maksud baik atau justru jebakan.

        "Jadi kita mesti ingatkan rakyat hati-hati dengan proposal pemerintah DP 0 persen dan seterusnya," ujar Rocky.

        "Saya kira kita belum bisa menduga apa ini maksud baik apa maksud jebakan?" lanjutnya.

        Lebih lanjut, ia menilai kebijakan tersebut bukanlah kebijakan yang dilandasi untuk membantu rakyat. Sebab, ada analisis politik ekonomi di balik kebijakan tersebut.

        "Ini bukan kebijakan ketulusan, tapi di belakang itu adalah analisi political economy itu," katanya.

        "Jadi kita nggak mungkin membaca ini sebagai ketulusan, kalau dia ketulusan dari awal mestinya ada sinyal dari pemerintah bahwa ada kesulitan ekonomi," tukas dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: