Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Akhirnya Bicara Soal Kudeta, SBY Lantang Bersuara: Kami Tak Tergiur Uang!

        Akhirnya Bicara Soal Kudeta, SBY Lantang Bersuara: Kami Tak Tergiur Uang! Kredit Foto: Instagram Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
        Warta Ekonomi -

        Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY akhirnya bicara juga soal ancaman kudeta terhadap putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi Ketum Demokrat.

        Komentar SBY disampaikan melalui video cukup panjang berdurasi 40 menitan yang disebar ke media, kemarin. Mengenakan kemeja lengan pendek warna biru muda dengan kaca mata bening, SBY menjelaskan upaya kudeta yang dilakukan sejumlah pihak untuk menggulingkan AHY.

        Video itu diambil di ruang kerjanya yang dipenuhi dengan buku. Di belakang SBY, terdapat foto mendiang Ibu Ani yang terbingkai dalam pigura warna emas dan bendera Demokrat berukuran kecil.

        Baca Juga: Dibongkar Semuanya oleh Max Sopacua, Siasat SBY Utak-atik Demokrat Jadi Partai Dinasti

        Di awal video, SBY memberi arahan dan motivasi ke para kader Demokrat agar tetap terus bersama rakyat dan menyuarakan aspirasi rakyat. Setelah itu, SBY bicara soal isu kudeta yang dia sebut gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD).

        Ia menyebut gerakan ini hakikatnya ingin mendongkel dan merebut kepemimpinan partai yang sah. Kemudian menggantinya dengan orang luar yang bukan kader Demokrat yang bersekongkol dengan segelintir kader dan mantan kader yang bermasalah.

        “Kalau gerakan ini berhasil karena ada yang ingin membeli partai kita dan kemudian ada fasilitatornya, partai kita bisa mengalami kegelapan. Partai kita bisa diobrak-abrik,” kata SBY mengingatkan kepada para pihak luar untuk tidak usah mengganggu Demokrat. Dia menegaskan, Demokrat bukan partai yang tergiur dengan uang. Demokrat not for sale. “Partai kami bukan untuk diperjualbelikan, meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi. Kami tidak tergiur dengan uang Anda, berapa pun besarnya,” tegas SBY.

        Terakhir, SBY menegaskan akan tetap menjadi kader Partai Demokrat, dan akan menghadapi siapa pun yang akan mengganggu, merusak, merebut, dan menghancurkan partai yang didirikannya 20 tahun lalu itu.

        “Ini sumpah saya, sumpah dan kesetiaan saya di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Kesetiaan terhadap partai, inilah darah saya,” imbuhnya.

        Soal dalang yang ingin mengacaukan Demokrat, SBY mengatakan, pelakunya adalah kader dan mantan kader. SBY tak ragu juga menyebut nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, sebagai pihak luar yang ingin melakukan GPK PD.

        Meskipun jabatan Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan, SBY yakin, perbuatan itu dilakukan seorang diri. Menurutnya, Presiden Jokowi tidak mengetahui rencana Moeldoko untuk mengambil paksa kursi milik AHY.

        Termasuk dengan sejumlah nama di kabinet yang ikut terseret dalam kasus ini. SBY yakin, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan memiliki integritas dan tak terlibat dalam perbuatan yang dilakukan Moeldoko.

        “Partai Demokrat tetap percaya bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul-betul tidak tahu-menahu dan tidak masuk di akal jika ingin mengganggu Partai Demokrat,” kata SBY.

        SBY juga tidak sepakat dengan pernyataan Menteri Sekretaris Negara Pratikno bahwa isu kudeta di Demokrat sebagai persoalan internal partai. Menurut SBY, berdasarkan dari laporan dan kesaksian kader, termasuk keterlibatan aktif Moeldoko, sudah jelas bahwa upaya kudeta di partainya itu bukan masalah internal.

        “Nyata sekali gerakan pendongkelan kepemimpinan Partai Demokrat itu bukan hanya masalah internal, tetapi ada pelibatan unsur eksternal dan unsur eksternal, itu paling tidak adalah seorang pejabat penting di pemerintahan,” katanya.

        Untuk diketahui, upaya kudeta di Partai Demokrat ini pertama kali diungkap oleh AHY dalam konferensi pers pada awal Februari (1/2/). Dalam keterangan persnya, AHY menyebut ada gerakan yang ingin merebut kepemimpinannya di Partai Demokrat dengan menyelenggarakan kongres luar biasa. Kemudian menjadikan Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024.

        Demokrat menyebut gerakan itu melibatkan Moeldoko serta sejumlah kader dan mantan kader. Sejumlah nama yang mencuat yakni Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.

        Baca Juga: Gerakan Kudeta Ngajak Pengurus KLB, Demokrat Geregetan: Salah Alamat!

        Moeldoko telah membantah tudingan tersebut. Ia mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.

        Namun tudingan itu pernah dibantah Moeldoko. Eks Panglima TNI ini mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: