Awas, Rezim Kim Jong-un Diprediksi Siapkan Peluncuran Desain Baru ICBM
Korea Utara (Korut) mungkin akan memulai tes penerbangan rudal balistik antarbenua (ICBM) dengan desain yang lebih baik dalam waktu dekat.
Pernyataan itu diungkapkan kepala Komando Utara militer Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu secara tajam meningkatkan ketegangan antara Pyongyang dan Washington.
Baca Juga: Ini Nada Ancaman Ngeri Korut kepada AS
Peringatan Jenderal Angkatan Udara Glen VanHerck muncul berdasarkan parade ICBM terbesar yang digelar Korea Utara pada Oktober lalu dan bukan dari data intelijen spesifik tentang peluncuran yang akan segera terjadi.
Namun, pernyataannya muncul sehari sebelum perjalanan perdana Menteri Luar Negeri (Menlu) AS dan Menteri Pertahanan (Menhan) AS.
Perjalanan itu menggarisbawahi kekhawatiran AS bahwa Pyongyang dapat melanjutkan tes rudal dan senjata nuklir setelah jeda lebih dari tiga tahun.
Bahkan selama masa jeda tes rudal, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menyerukan produksi senjata nuklir yang berkelanjutan untuk persenjataannya.
Kim menampilkan serangkaian rudal yang lebih kecil dan apa yang akan menjadi ICBM terbesar Korea Utara pada parade Oktober.
VanHerck mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa, “ICBM itu jauh lebih besar dan mungkin lebih mampu yang dimiliki Pyongyang sehingga semakin meningkatkan ancaman terhadap Amerika Serikat.”
Meski begitu, dia menyatakan keyakinannya pada pertahanan rudal AS.
Jenderal AS itu juga menyatakan Kim melepaskan dirinya dari moratorium tes rudal lebih dari setahun yang lalu.
"Rezim Korea Utara juga telah mengindikasikan mereka tidak lagi terikat oleh moratorium tes nuklir dan ICBM sepihak yang diumumkan pada 2018, yang menunjukkan Kim Jong-un dapat memulai tes penerbangan dengan desain ICBM yang lebih baik dalam waktu dekat," papar VanHerck dalam pernyataan tertulisnya.
Gedung Putih mengonfirmasi laporan Reuters pada Senin bahwa pihaknya telah berusaha menjangkau Korea Utara tetapi tidak menerima tanggapan.
Situasi ini memperpanjang hubungan dingin yang dimulai pada akhir pemerintahan Donald Trump.
Setelah pernyataan Gedung Putih, kantor berita Korea Utara melaporkan saudara perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Yo-jong, mengkritik pemerintahan Presiden AS Joe Biden atas latihan militer yang sedang berlangsung di Korea Selatan.
"Jika ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, lebih baik tidak menimbulkan bau pada langkah pertama," ujar Kim Yo-jong dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita negara KCNA.
Latihan militer musim semi bersama AS-Korea Selatan yang dimulai pekan lalu terbatas pada simulasi komputer karena risiko virus corona, serta upaya berkelanjutan untuk mendekati Korea Utara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto