Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Country Garden, Konglomerat Real Estate Paling Cuan di China

        Kisah Perusahaan Raksasa: Country Garden, Konglomerat Real Estate Paling Cuan di China Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Country Garden Holdings adalah konglomerat pengembang properti dan real estate yang berbasis di Guangdong, China. Korporasi asal China ini merupakan salah satu perusahaan raksasa peringkat ke-147, berdasarkan pendapatannya, menurut Fortune Global 500 tahun 2020.

        Keuangan Country Garden relatif sehat. Total pendapatannya mencapai 70,33 miliar dolar AS. Pertumbuhan pendapatannya dari 2019 ke 2020 mencapai 22,7 persen, sehingga sebelumnya raksasa ini hanya membukukan pendapatan 57,30 miliar dolar. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: ArcelorMittal, Produsen Baja Terbesar Dunia yang Usianya Seumur Jagung

        Perusahaan ini berhasil mendulang laba sebesar 5,72 miliar di 2020. Sementara kenaikannya mencapai 9,4 persen dari tahun lalu yang hanya memperoleh 5,23 miliar dolar.

        Ada tiga aspek lain yang menjadi penilaian finansial Country Garden. Pertama nilai pasarnya yang telah mencapai 28,08 miliar dolar. Untuk aset dan total ekuitas sahamnya masing-masing tercatat di angka 273,79 miliar dan 21,81 miliar dolar.

        Dalam artikel Rabu (17/3/2021) berikut ini, Warta Ekonomi akan mengulas kisah Country Garden secara ringkas. Simak selengkapnya di bawah ini.

        Country Garden didirikan oleh Yang Guoqiang tahun 1992, di sebuah kota bernama Shunde, Guangdong. 

        Sang pendiri, Yang, membangun perusahaan dari awal, setelah sebelumnya bekerja sebagai petani dan di lokasi konstruksi. Pada tahun 2005, Yang mentransfer sahamnya di Country Garden Holdings kepada putrinya, Yang Huiyan.

        Lebih lanjut, tahun 2007 jadi tahun yang cukup diingat Country. Pertama ia terdaftar di Bursa Efek Hong Kong pada April 2007. Selanjutnya, Oktober 2007, ia dinyatakan sebagai wanita terkaya di Asia oleh Majalah Forbes, dengan kekayaan bersih 16 miliar dolar. Yang sendiri tetap menjadi ketua dan kepala eksekutif perusahaan.

        Pada tahun 2011, Country Garden terlibat dalam Pengepungan Wukan. Penyebabnya karena telah bernegosiasi dengan pemerintah daerah untuk merebut tanah penduduk desa, sebuah tindakan yang memicu protes. 

        Usaha pertama Country Garden di luar China adalah pembangunan pesisir Country Garden Danga Bay (CGDB) di Johor Bahru, Iskandar, Malaysia. ANgka penjualannya mencapai 1,57 miliar dolar atau setara 5 miliar ringgit, di hari peluncuran resminya. Demikian pula, proyek keduanya di Malaysia di Semenyih, Selangor disebut Country Garden Diamond City memiliki 70 persen dari total unit untuk Tahap 1 yang terjual pada awal Juni 2014.

        Risland Australia, Usaha luar negeri Country Garden di Sydney juga memperoleh penjualan yang kuat, dengan 296 apartemen di pengembangan Ryde Garden terjual dalam waktu enam jam pada akhir Juni 2014; menghasilkan 169 juta dolar (180 juta dolar Aus) dalam prosesnya.

        Sementara itu, Country Garden adalah pengembang real estate besar di China. Perusahaan ini menduduki peringkat nomor satu berdasarkan nilai penjualan di antara pengembang China pada tahun 2019. Perusahaan ini memiliki lebih dari 2.000 proyek di seluruh China, dengan 22 persen di antaranya berada di provinsi Guangdong. Itu berkelana ke luar negeri pada tahun 2013 dengan proyek terkenal Forest City di Malaysia.

        Pengembangan properti menyumbang 98 persen dari pendapatan. Pendiri Yang Guoqiang dan anggota keluarganya memiliki 65 persen saham di perusahaan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: