Aksi Protes Memanas, Aktivis Myanmar Gaungkan Demonstrasi Lebih Besar
Aktivis Myanmar menggelar aksi unjuk rasa protes junta militer dengan menggunakan konvoi mobil pada Senin (22/3/2021). Ini adalah bagian dari gelombang protes selama hampir enam pekan sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari lalu.
Pengemudi mobil konvoi melewati jalan-jalan persimpangan dengan membunyikan klakson di Yangon. Seluruh warga dan pendemo pun mengacungkan tiga jari sebagai bentuk perlawanan terhadap junta.
Baca Juga: Uni Eropa Bidik Para Jenderal Myanmar, Siapkan Sanksi Tingkat Tinggi
Media lokal melaporkan protes di waktu fajar terjadi di setidaknya dua wilayah di Yangon pada Senin. Sebelumnya pada Minggu ratusan orang di Mandalay juga melakukan protes di jam serupa, termasuk di antaranya banyak staf medis berjas putih.
Kekerasan telah memaksa banyak warga untuk memikirkan cara-cara baru untuk mengekspresikan penolakan mereka kembali ke pemerintahan militer.
Untuk menandai peringatan satu bulan peluncuran salah satu demonstrasi terbesar sejak kudeta dan pemogokan nasional, para aktivis mengunggah di media sosial pada Senin mendesak orang-orang untuk bergabung dengan protes konvoi mobil.
Di kota barat Mindat di negara bagian Chin, pengunjuk rasa memasang puluhan poster di sebuah alun-alun di depan pasar utama yang bertuliskan "Kediktatoran militer harus gagal".
Dalam pembunuhan terakhir, empat orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka di kota kedua terbesar negara itu, Mandalay, ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan.
Tindakan keras aparat dilakukan setelah penduduk mencoba melawan upaya militer untuk mendirikan pangkalan di sebuah sekolah. Sebelumnya, selama akhir pekan lalu para pengunjuk rasa di seluruh negeri menggelar protes malam hari yang diterangi cahaya lilin.
Pengunjuk rasa di beberapa tempat diikuti oleh biksu Buddha yang memegang lilin pada akhir pekan dan yang lainnya keluar pada Ahad termasuk di Monywa, ketika polisi melepaskan tembakan.
Kelompok pemantau Myanmar, Asosiasi Bantuan Tahanan Politik mencatat setidaknya 250 orang dilaporkan tewas sejak kudeta. Pada Ahad, di pusat kota Monywa seorang pria ditembak mati aparat ketika mereka menembaki para pengunjuk rasa yang mendirikan barikade.
Media pemerintah mengatakan bahwa pria dengan sepeda motor menyerang seorang anggota pasukan keamanan yang kemudian meninggal. Militer mengatakan dua polisi tewas dalam protes sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: