Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Hampir Sentuh Rp40 Juta, Ethereum Kemungkinan Besar Akan Terus Naik

        Harga Hampir Sentuh Rp40 Juta, Ethereum Kemungkinan Besar Akan Terus Naik Kredit Foto: Warta Ekonomi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga aset kripto Ethereum tercatat mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah (all time high/ATH) yaitu Rp40 juta. Kemungkinan besar, harga altcoin paling populer tersebut akan terus naik. 

        CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan harga Ethereum mencapai lebih dari 10 kali lipat. Setahun yang lalu, harga Ethereum hanya Rp32 juta. Dia mengungkapkan, kenaikan Ethereum terjadi karena European Investment Bank menerbitkan obligasi digital di jaringan blockchain Ethereum. 

        “Kenaikan harganya terjadi karena EIB membuat jaringan obligasi digital di jaringan blockchain Ethereum. EIB dikabarkan berencana menerbitkan obligasi 100 juta Euro,” kata Oscar Darmawan, Kamis (29/4/2021). 

        Baca Juga: Sedap! Harga Ethereum Lompat Indah, Hampir Sentuh Rp40 Juta

        Menurutnya, Ethereum adalah altcoin (alternative coin selain Bitcoin) yang memiliki fundamental serta utilitas yang paling baik, hingga saat ini. Ethereum memiliki fungsi sebagai jaringan blockchain sebagai wadah lahirnya kripto baru serta project blockchain baru. 

        “Jaringan Ethereum adalah jaringan yang paling banyak digunakan. Fundamental serta utilitas Ethereum memang baik. Sehingga Ethereum adalah aset kripto terpopuler nomor dua setelah Bitcoin atau altcoin terbaik yang ada hingga saat ini,” katanya. 

        Hal ini juga bisa dilihat dari market cap Ethereum di pasar global yang hari ini mencapai USD311 miliar. Market cap nya hanya kalah dari Bitcoin USD1 triliun. Sedangkan volume Ethereum mencapai USD33 miliar. 

        Selain itu, kenaikan harga Ethereum juga kemungkinan besar bisa terus berlanjut. Bisa saja, pihak bank lain akan melakukan hal yang sama dan membuat obligasi digital di jaringan Ethereum. Karena hal ini masih jarang dilakukan oleh perbankan. 

        Itu adalah salah satu faktor yang bisa mengangkat harga Ethereum ke depannya. Selain, itu, sambung Oscar Darmawan, ada faktor lain yang meningkatkan harga Ethereum. Terutama soal upgrade atau pengembangan teknologi. 

        Menurutnya, Ethereum sedang dalam tahap pembenahan mengatasi kelemahan yang dia miliki. Ini ditandai dengan upgrade Ethereum 2.0. Nantinya, Ethereum akan memiliki jaringan yang lebih cepat dan dengan biaya yang lebih murah. 

        “Selain itu, pada pertengahan tahun ini, Ethereum akan Upgrade EIP-1559, dimana akan banyak Ethereum akan di burn. Seperti yang kita tahu, burn kemungkinan besar menyebabkan harga aset kripto meningkat bahkan hingga ratusan kali lipat,” sebutnya. 

        Baca Juga: Haduh, Harga Bitcoin dan Ethereum Sama-Sama Jatuh, Ternyata Gara-Gara . . . .

        Kenaikan harga Ethereum ini juga kemungkinan sebagai tanda altcoin season. Artinya, musimnya kenaikan harga altcoin. Bitcoin memang sempat mengalami penurunan harga pada pekan lalu. Meski penurunan tersebut juga menyebabkan menurunnya harga altcoin, dan, Ethereum masih tetap berada pada level tertinggi. 

        “Pada saat Bitcoin masih belum kembali ke harga tertinggi, atau masih berkisar di harga Rp800 jutaan, Ini memang penurunan yang biasa terjadi. Saat itu, Ethereum tetap bertahan di level Rp33-39 jutaan. Kini, Ethereum sudah memuncaki harga tertingginya. Dan altcoin lain juga sudah menunjukkan pemulihan harga, sepertinya siap memuncaki harga tertingginya masing-masing” kata Oscar Darmawan. 

        Oscar Darmawan mengatakan, Ethereum tentu merupakan kripto yang bisa dimiliki oleh siapapun dengan membeli di Indodax.  Ethereum juga bisa dibeli mulai dari Rp10.000 saja di Indodax.  Karena Ethereum sama halnya dengan Bitcoin, bisa ditransaksikan dengan pecahan desimal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: