Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setelah Bobby, Kini Gibran Copot Lurah yang Pungli Zakat, Anak & Menantu Jokowi Boleh Juga...

        Setelah Bobby, Kini  Gibran Copot Lurah yang Pungli Zakat, Anak & Menantu Jokowi Boleh Juga... Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
        Warta Ekonomi, Solo -

        Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka membuat gebrakan menakjubkan. Putra sulung Presiden Jokowi itu mencopot oknum lurah yang ketahuan melakukan pungutan liar (pungli) persama petugas Linmas ke pedagang dengan kedok sedekah dan zakat. Keputusan Gibran ini mendapat acungan jempol dari netizen. 

        Yang dicopot tersebut adalah Lurah Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, berinisial S. Kata Gibran, surat keputusan pencopotan itu sudah diserahkan ke Inspektorat beserta Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kota Solo. Ia meminta dua instansi itu bekerja cepat memproses pelanggaran disiplin yang dilakukan S untuk memberi rasa keadilan kepada warga yang dirugikan.

        Baca Juga: Pak Wali, Pak Jokowi Boleh Mudik Ke Solo? Gibran: Nggak!

        "Hari Senin (hari ini, red) dibebastugaskan," kata Gibran, usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional, di Solo, kemarin. "Kita nggak mau lama-lama. Bikin warga kurang nyaman," imbuhnya. 

        Gibran menerangkan, tindakan Luras S melakukan pungli zakat dilarang berdasarkan Surat Edaran (SE) KPK Nomor 13 tahun 2021 tentang Pencegahan Korupsi dan Pengendalian Gratifikasi Hari Raya. Pada poin 4 SE itu tertulis, larangan meminta dana dengan mengatasnamakan Tunjangan Hari Raya ataupun sebutan lain. "Tertulis jelas (penarikan dana) sedekah, zakat, fitrah (oleh Lurah), itu salah," ujarnya. 

        Setelah upacara, Gibran didampingi Camat Pasar Kliwon Ari Dwi Dayanto berkeliling mendatangi pedagang dan pemilik toko di Jalan Dr Rajiman, Solo. Gibran menemui mereka satu per satu untuk mengembalikan uang pungli yang ditarik Lurah S.

        Gibran dan rombongan tiba di kawasan pertokoan Coyudan sekitar pukul 10 pagi. Mereka lalu mendatangi toko pakaian PJP dan menemui pegawai toko. Di toko itu, Gibran mengembalikan uang sebesar Rp 100 ribu sesuai data dari Linmas. Pegawai toko pun membenarkan dirinya memberikan uang Rp 100 ribu kepada Linmas.

        "Saya mohon maaf," kata Gibran, ke pegawai toko tersebut. Ia lalu berpesan, lain kali jika ada yang meminta uang, jangan dikasih. "Yang boleh menarik zakat itu Baznas. Jangan takut, foto saja orangnya, kirim ke saya," terangnya.

        Gibran lalu melanjutkan ke toko sebelah. Dari daftar diketahui uang yang dipungut itu bervariasi. Dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, yang tersebar di 145 titik. Kata Gibran, meski pemberi ikhlas, tapi uang tetap dikembalikan karena dianggap melanggar aturan. 

        Dari warga diketahui, praktik penarikan uang zakat dan sedekah itu sudah terjadi sejak 4 tahun lalu. Praktik pungli itu biasa dilakukan menjelang Lebaran. 

        "Saya tegaskan lagi, kita ini harus membiasakan yang benar. Jangan membenarkan yang biasa," tutupnya.

        Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan, kop surat yang dipakai bertuliskan untuk melakukan pungli adalah kop Satlinmas dan dengan cap Satlinmas Gajahan. Surat itu diketahui Lurah dan Ketua LPMK Gajahan yang juga membubuhkan tanda tangan tanpa cap.

        Teguh mengatakan, aksi para Linmas itu adalah kebiasaan lama. Namun, kondisi saat ini sudah jauh lebih baik sehingga tidak seharusnya kebiasaan itu dilanjutkan. 

        "Dulu saat mereka tidak mendapatkan honor, mereka dapatnya ya dari keliling saat 17 Agustus, saat Hari Raya. Tapi, sekarang kan dana kelurahan sudah ada, Linmas juga dapat sembako Lebaran, bantuan sosial dan sebagainya. Jadi, tradisi ini harus diluruskan," kata Teguh. 

        Gebrakan Gibran ini mendapat pujian dari warganet. Akun @tokoSMC berharap, kepala daerah lain meniru Gibran. Soalnya, di daerahnya pungli masih ada. "Di sini modusnya minta uang THR, kayanya seikhlasnya, tapi kok nominalnya sudah ditulis terlebih dahulu," kicaunya. 

        Akun @pinkyliza mengangkat topi atas keberanian Gibran. "Keren mas Gibran," pujinya. "Pemimpin potensial untuk masa depan," timpal @wdtu. 

        Akun @yusufcak menyebut, yang dilakukan Gibran patut diapresiasi. "Jarang kepala daerah mau minta maaf," cuitnya. "Lurah mental korup memang harus diberantas," sambar @dilanostraz. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: