Kabarnya Novel Si Penyidik Dipecat, Tokoh Tionghoa Ngaku Geram, Eh Pak Jokowi Kena Disenggol
Koordinator Komunitas Tionghoa Anti-Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma, ikut menyoroti tidak lolosnya puluhan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menghadapi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) termasuk penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Diketahui sebelumnya, TWK merupakan salah satu rangkaian proses alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Mendengar Novel dan kawan-kawan akan dipecat, Lieus pun mengaku geram.
"Di tengah keinginan kita membangun negara yang bersih dan bebas korupsi, ternyata tak henti-hentinya pihak-pihak tertentu melakukan upaya untuk memperlemah lembaga anti-rasuah ini," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/5/2021).
Baca Juga: Buntut Novel Nggak Lolos Tes, Aksi Buka-bukaan Denny Bikin Kaget: Bukti di KPK Ada Taliban..
Karena itu, ia pun menilai jika kabar pemecatan puluhan penyidik itu akan semakin memperburuk citra Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemberantasan korupsi.
Menurutnya, hal yang aneh ketika para penyidik yang sudah bertahun-tahun mengabdi di KPK, tiba-tiba tidak lulus dalam ujian di Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
Selain itu, ia mengkritisi pengakuan Ketua KPK Firli Bahuri yang menyebut belum membuka hasil tes wawasan kebangsaan dari BKN, tapi 'hasil' tesnya sudah beredar luas di masyarakat.
"Setelah UU KPK direvisi, kabar pemecatan para penyidik dan pegawai KPK yang berintegritas ini, semakin membuat kita ragu, bahwa pemerintahan Presiden Jokowi memang tidak serius memberantas korupsi di negeri ini," tukasnya.
Baca Juga: Bang Ferdinand, Beneran Novel Si Penyidik Senior Tak Lolos ASN Karena Pro sama.. Dipecat Dong?
Adapun Novel Baswedan menilai hal tersebut adalah cara lama untuk menyingkirkan orang-orang berintegritas dari KPK.
"Iya benar saya dengar informasi tersebut. Upaya untuk menyingkirkan orang-orang yang berintegritas dari KPK adalah upaya lama yang terus dilakukan," katanya seperti dilansir dari Jawa Pos, Selasa (4/5/2021).
Lanjutnya, Novel Baswedan mengaku terkejut jika informasi dugaan tidak lulus tes menjadi ASN tersebut benar. Sebab, ia mengatakan hal tersebut upaya menyingkirkan orang-orang berintegritas justru datang dari pimpinan KPK.
"Bila info tersebut benar, tentu saya terkejut. Karena baru kali ini upaya tersebut justru dilakukan oleh pemimpin KPK sendiri," ungkapnya.
Baca Juga: Geger Novel Baswedan Dipecat dari KPK, Demokrat Salahkan Jokowi: Langgar Revolusi Mental
Baca Juga: KPK Acak-acak Ruang Kerja Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin
Baca Juga: Geger Novel Baswedan Dipecat dari KPK, Demokrat Salahkan Jokowi: Langgar Revolusi Mental
Adapun, Firli Bahuri mengatakan belum mau buru-buru menanggapi dugaan Novel Baswedan termasuk di antara 75 pegawai yang tak memenuhi dan tak lulus tes TWK. Menurut Firli, masalah itu akan diklarifikasi lebih rinci setelah surat keputusan nanti keluar.
"Kami akan sampaikan nanti melalui sekjen setelah surat keputusannya keluar," kata Firli Bahuri kepada awak media, Rabu, 5 Mei 2021.
Firli menjelaskan, pihaknya belum bisa mengumumkan siapa saja nama-nama pegawai yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan karena pihaknya tidak mau menyebar isu.
"Kenapa? Kami tidak ingin menyebar isu, kita ingin pastikan bahwa kita menjunjung, menegak- hormati hak asasi manusia," kata Firli.
Selain itu kata Firli, tidak disebutkannya nama-nama yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan karena dikhawatirkan akan berdampak pada keluarga.
"Karena kalau kami umumkan akan berdampak kepada anak istri keluarga cucu besan mertua kampungnya. Kami bukan memiliki cara kerja seperti itu. Kalau tadi ada yang mengatakan nama-nama yang beredar silakan Anda tanya siapa yang menyebar nama-nama itu. Yang pasti adalah bukan KPK," ujarnya.
Firli kembali menegaskan bahwa file tentang hasil tes wawasan kebangsaan sejak diterima tanggal 27 April 2021 tetap dalam segel disimpan dalam lemari dan dikunci beberapa kunci pengamanan.
Kemudian kata dia, sampai dengan sore hari tadi baru dibuka dan disaksikan oleh seluruh subtoral KPK, eselon 1 eselon 2 Anggota dewas, pimpinan KPK lengkap termasuk juga didokumentasikan oleh kawan-kawan humas KPK.
"Kami pastikan tidak ada penyebaran nama-nama," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil