Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bareng Konco-konconya, Amien Ngoceh-ngoceh Peringati 23 Tahun Reformasi, Ngabalin Nggak Kaget

        Bareng Konco-konconya, Amien Ngoceh-ngoceh Peringati 23 Tahun Reformasi, Ngabalin Nggak Kaget Kredit Foto: Instagram Amien Rais
        Warta Ekonomi -

        Amien Rais merayakan 23 tahun reformasi bersama konco-konconya di YouTube pribadinya, Kamis (20/5/2021). Banyak sindiran hingga kritik pedas ditujukan Amien ke Presiden Jokowi.

        Mengetahui Amien ngoceh-ngoceh begitu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin nggak kaget. Karena di mata Amien, Jokowi nggak pernah ada baiknya.

        Baca Juga: Tiba-Tiba, Dari Mulut Amien Rais Hingga Rocky Gerung Keluar Ucapan: Presiden Jokowi Lengser

        Refleksi 23 tahun reformasi yang digelar Amien Cs secara virtual itu berlangsung sekitar 2 jam. Persisnya 1 jam 58 menit. Selain refleksi, acara bertajuk Merawat Reformasi ini juga sekaligus halalbihalal Partai Ummat. Partai baru, yang didirikan Amien.

        Ada sejumlah tokoh beken yang turut diundang berbicara Rocky Gerung, Refly Harun, Chusnul Mar’iyah dan Buni Yani. melalui saluran Zoom. Antara lain,

        Mula-mula, adalah Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi yang mendapat kesempatan bicara. Menantu Amien itu bilang, acara itu dimaksudkan untuk meluruskan kembali sejarah reformasi kepada anak muda. “Kami ingin meluruskan kembali bias informasi tentang reformasi,” ucap Ridho dalam sambutannya.

        Giliran Amien. Salah seorang tokoh reformasi itu mengetengahkan nostalgia dan cerita-cerita perjuangan reformasi tahun 1998 silam yang tak banyak diketahui publik. Ia juga membandingkan bagaimana kekuatan people power Indonesia dengan beberapa negara dalam mendongkel kekuasaan. Ada yang berhasil, ada yang gagal.

        Di Indonesia, berhasil. Karena Presiden Soeharto kala itu, bersedia berhenti dari jabatannya, setelah didesak oleh aksi pengunjuk rasa secara besar-besaran. Dalam hal ini, Amien memuji kebesaran hati Soeharto.

        “Apapun, pak Harto pada hari terakhirnya itu menjadi negarawan,” puji Amien. “Jiwa sapta marganya mengalahkan hawa hasrat politiknya,” sambungnya.

        Namun, ia menyayangkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang menjadi pemantik demonstrasi tahun 1998, belum banyak berubah setelah 23 tahun reformasi. Bahkan lebih parah dari era Orde Baru.

        “Sekarang, pengusaha mendikte penguasanya. Politik sudah digenggam oleh kekuatan bisnis. Semua itu tanpa resistensi. Apapun itu, akan dilakukan. Ini bahaya sekali,” sesalnya. “Oligarki ekonomi mendikte apapun yang diinginkan,” tegas Amien, dengan menunjuk-nunjuk jari telunjuknya ke bawah.

        Ia juga mencontohkan bagaimana nepotisme terjadi saat anak dan mantu Jokowi bisa dengan mulus jadi Wali Kota, tanpa resistensi. Amien mengingatkan, agar Jokowi berpikir lebih dalam lagi terhadap apa yang sudah dijalankan. Karena, menurutnya, semua penguasa akan lengser pada waktunya.

        “Jangan sampai Pak Jokowi berakhir kurang elegan lah,” katanya.

        Rocky Gerung yang mendapat kesempatan bicara, antara lain memuji sepak terjang Amien dan Partai Ummat. “Bagi saya gak penting (Parpol) itu condong kiri atau kanan, tapi apa dia kritis atau oportunis,” komentar Gerung.

        Sementara Refly Harun, menilai Partai Ummat akan menjadi partai yang akan diwaspadai oleh kekuasaan saat ini. “Karena tidak ada lagi partai yang dikhawatirkan di Senayan saat ini. Mungkin hanya PKS, itu pun dalam tanda kutip,” sentilnya.

        Merespons ocehan Amien, Ngabalin tak kaget. Ia juga tak mempermasalahkan kritik-kritik yang disampaikan Amien. Soalnya, kata dia, Presiden Jokowi bukan sosok pemimpin yang anti-kritik.

        “Yang saya sungguh tidak mengerti, kenapa dalam pandangan pak Amien Rais itu, apapun yang dilakukan pak Jokowi tidak pernah ada baiknya,” kata Ngabalin.

        Ia juga mempertanyakan, ukuran apa yang dipakai Amien ketika membandingkan rezim pemerintahan sebelumnya dengan era Jokowi, yang disebutnya lebih jelek dan berbahaya. “Itu yang saya tidak mengerti,” ulangnya lagi.

        Soal kritik Amien terhadap anak dan mantu Presiden Jokowi yang jadi Wali Kota, sebagai salah satu bentuk nepotisme, juga dinilai Ngabalin tak berdasar.

        “Saat ini siapa yang bisa menutup ruang orang lain untuk menggunakan hak-hak politiknya. Jadi harus tetap mesti berbaik sangka. Jangan su’udzon,” pesan Ngabalin.

        Bagaimana penilaian pengamat soal sikap Amien? Pengamat politik, Adi Prayitno maklum dengan sikap Amien. Salah satu tokoh reformasi itu, adalah penganut mazhab kritis, siapapun rezim kekuasaannya.

        Yang disayangkan, kata Adi, daya rusak kritik Amien saat ini tak seampuh dulu. Bukannya mendapat simpati, kritik mantan Ketua MPR itu justru menuai serangan balik. Berbeda dengan dulu, dimana banyak pernyataan kritisnya di-quote dan diperjuangkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: