Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Janji Manis Luhut: Kita Bakal Kurangi Buruh China

        Janji Manis Luhut: Kita Bakal Kurangi Buruh China Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan selama ini selalu pasang badan soal maraknya tenaga kerja asing dari China yang masuk ke Indonesia. Kini, setelah Indonesia sudah kebanjiran buruh China, Luhut mulai bicara pembatasan. Kata Luhut: Kita bakal kurangi.

        Janji manis ini disampaikan Luhut saat menghadiri acara halal bihalal Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) secara virtual yang videonya banyak beredar di YouTube, kemarin. Di acara itu, Luhut menegaskan, Indonesia tidak akan selamanya mendatangkan terus buruh dari China.

        “Kalau teman-teman tanya kenapa yang kita pakai itu tenaga Tiongkok, saya bukan orang bodoh memberikan itu (tenaga kerja) banyak kepada mereka. Saya pasti atur bagaimana supaya mereka dikurangi sebanyak mungkin,” tutur Luhut di acara tersebut.

        Baca Juga: Dengar Ya! Luhut Sudah Titip Jaga Kekompakan Kadin: Harus Jadi Tauladan!

        Baca Juga: 7.000 Orang Terdampak Giant, Netizen Colek Menaker: TKA China Dikasih Kerjaan, Rakyat Sendiri Di-PHK

        Baca Juga: Buruh China Masuk, Mudik Dilarang, Politikus Ini Biasanya Kalem, Langsung Auto Beringas

        Pria kelahiran Toba Samosir 73 tahun silam ini mengatakan, jumlah TKA asal China di kawasan industri Morowali tidak seperti yang diperbincangkan publik, beberapa waktu lalu. Catatannya, dari total 50 ribu pekerja di sana, TKA asal China hanya sekitar 3.500 orang. Selebihnya diisi pekerja lokal.

        Namun saat ini, Luhut mengakui, Indonesia masih butuh tenaga kerja dari China.

        Apalagi, kedatangan para TKA itu terkait besarnya investasi yang ditanamkan China di tanah air. Maka hal wajar, bila negara asal investasi ikut mengirimkan tenaga kerja dari negaranya.

        “Kalau anda sebagai pedagang, anda taruh duit di sana, anda harus pastikan investasi itu jalan. Tidak mau saya taruh uang diserahkan ke orang lain saja. Alangkah buruknya kalau melakukan itu,” tuturnya.

        Purnawirawan jenderal ini tak menampik, selama ini banyak pertanyaan soal hubungan Indonesia-China. Termasuk keputusan pemerintah yang banyak menggandeng negeri Tirai Bambu itu untuk bekerja sama dalam sejumlah proyek. Jawaban Luhut simpel, karena teknologi yang dimiliki negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia itu.

        Tak hanya itu, kata dia, dalam setiap hubungan bisnis, China tak segan berbagi kemampuan teknologinya kepada Indonesia.

        “Sampai hari ini apa yang kita kerjakan sama-sama untung. Teknologi transfer jalan, perhitungan-perhitungan (bisnis) jalan, kementerian juga menciptakan lapangan kerja yang sangat besar,” bebernya.

        Lantas, berapa sebenarnya TKA asal China yang ada di Indonesia? Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyebut, ada 8.700 TKA asal China hingga 18 Mei 2021. Menurutnya, angka sebanyak itu tak lepas dari besaran investasi yang ditanamkan.

        Kementerian Ketenagakerjaan telah menerbitkan izin kerja kepada 15.760 TKA pada periode Januari hingga 18 Mei 2021. Selain China, TKA dari negara lain yang ramai-ramai masuk ke Indonesia adalah Korea Selatan 1.600 orang, dan Jepang 1.400 orang.

        Di luar tiga negara tersebut, ada pula TKA dari Filipina, Malaysia, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Thailand, dan sebagainya. Ida menegaskan, pemberian izinnya memenuhi ketentuan di masa pandemi. Selain juga, izin diberikan melalui rekomendasi kementerian/lembaga terkait. Prosesnya pun dilakukan secara terbuka, transparan, serta dilakukan check dan recheck sebelum izin diberikan.

        Mungkinkan buruh China akan dibatasi? Pengamat Tenaga Kerja di Indonesia Marwan Batubara, pesimis dengan janji Luhut itu. Kata dia, mengurangi buruh asal China hanya sekedar basa-basi politik.

        Menurutnya, kalo Luhut sungguh-sungguh, bukan hanya mengurangi, tetapi memproses pelanggaran hukum dan memberi sanksi terhadap TKA dan perusahaan yang mempekerjakan.

        “Saya kira itu akan sulit terealisasi,” cetusnya saat dihubungi, tadi malam.

        Marwan punya pandangan berbeda dengan Luhut soal manfaat kerjasama bisnis dengan China. Kata dia, kerja sama dengan China tidak banyak menguntungkan seperti yang disampaikan Luhut.

        “Ada banyak kepentingan tersembunyi di balik kerja sama tersebut,” tuding aktivis Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI) ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: