Gokil!! Bisnis Minuman Boba, Pasangan Suami Istri Ini Bakal Jadi Miliarder Dunia, Intip Hartanya!
Pasangan suami istri di belakang rantai teh boba China Nayuki tampaknya akan menjadi miliarder dunia karena perusahaan bersiap untuk go public di Hong Kong.
Pendiri rantai teh boba itu adalah Peng Xin dan Zhao Lin. Pasangan suami istri ini mendirikan rantai minuman yang berbasis di Shenzhen pada tahun 2014, dan mereka masing-masing akan memiliki kekayaan setidaknya USD1,1 miliar (Rp15,9 triliun) berdasarkan saham mereka di Nayuki.
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Rabu (23/6/21) perusahaan sedang berusaha untuk mengumpulkan hingga USD656 juta (Rp9,4 triliun) dengan menjual 257,3 juta saham dengan kisaran harga masing-masing HK$17,2 hingga HK$19,8, menurut prospektusnya.
Baca Juga: Gokil!! Pendiri PUBG Bakal Jadi Miliarder Dunia, Hartanya Bisa Tembus Lebih dari Rp50 Triliun!
Porsi ritel dari penawaran itu 190 kali melebihi permintaan. Penawaran ini juga telah menarik lima investor utama termasuk UBS Asset Management, China Southern Asset Management dan GF Fund Management.
Rantai teh boba yang bernama Nayuki ini juga dikenal sebagai Naixue's Tea dalam bahasa China. Mereka berencana menggunakan hasil penjualan untuk meningkatkan rantai pasokannya dan membuka lebih dari 600 toko di China tahun ini dan tahun depan.
Startup itu telah menikmati lonjakan permintaan dari konsumen muda yang mencari minuman teh inovatif. Produknya sering memadukan bahan-bahan seperti buah segar dan topping keju dengan teh tradisional, dan perusahaan juga menawarkan makanan yang baru dipanggang seperti roti, kue, dan makanan penutup lainnya.
Meskipun harus menutup sementara di hampir 500 tokonya di China selama pandemi, Peng dan Zhao masih berhasil menghasilkan penjualan USD445 juta (Rp6,4 triliun), melonjak 25% dari tahun sebelumnya.
Meski demikian, rugi bersih Nayuki melebar secara signifikan menjadi USD31,5 juta (Rp455 miliar) dari USD6,2 juta (Rp89 miliar) pada 2019. Perusahaan menyalahkan lockdown serta perubahan nilai wajar pada waran, pinjaman dalam negeri, dan wesel konversi.
Peng, yang baru berusia 33 tahun bertemu dengan sang CEO perusahaan Zhao, yang hari ini berusia 42 tahun pada kencan makan malam tahun 2013. Tiga bulan kemudian, mereka menikah dan meluncurkan toko Nayuki pertama di pusat teknologi China Shenzhen pada tahun berikutnya. Saat ini, Peng bertanggung jawab atas pemasaran dan pengembangan produk, sementara Zhao mengawasi manajemen dan strategi.
Nayuki telah memasukkan minuman baru ke dalam menunya setiap minggu sejak tahun 2018, prospektusnya menunjukkan langkah cepat inovasi yang membantu perusahaan menarik lebih banyak konsumen di pasar teh China yang sangat kompetitif.
Tokonya rata-rata berukuran 180 hingga 350 meter persegi, dan sering ditemukan di lokasi premium di kota-kota papan atas di China.
Konsumen bisa duduk, bersantai, atau mengambil produk terlarisnya seperti Supreme Cheese Strawberry Tea, Supreme Orange Tea, dan Supreme Cheese Grape Tea yang dijual dengan harga rata-rata USD4 (Rp57 ribu), menempatkannya tepat di segmen pasar premium sebagai secangkir bubble tea yang biasanya dijual dengan harga sekitar USD1,6 (Rp23 ribu) di China.
Nayuki memiliki 18,9% dari pasar kedai teh modern premium China, yang diperkirakan akan meningkat empat kali lipat menjadi USD9,7 miliar (Rp140 triliun) dalam penjualan pada tahun 2025. Pesaing utama Nayuki yaitu Hey Tea, rantai berbasis di Shenzhen yang dipimpin oleh pengusaha lokal Neo Nie.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: