Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gontok-gontokan Rebut Afghanistan, Anak Buah Biden Bujuk Rayu China: Ini Positif

        Gontok-gontokan Rebut Afghanistan, Anak Buah Biden Bujuk Rayu China: Ini Positif Kredit Foto: Reuters/Alex Brandon
        Warta Ekonomi, Washington -

        Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan kemungkinan keterlibatan China di Afghanistan bisa menjadi "hal yang positif".

        Dilansir BBC, Jumat (30/7/2021), Blinken mengatakan ini jika China sedang mencari "penyelesaian konflik secara damai" dan pemerintah yang "benar-benar representatif dan inklusif".

        Baca Juga: Gila, Berani Banget! Anak Buah Biden Pertaruhkan Amarah China Hanya untuk Jumpai Utusan Dalai Lama

        Komentarnya muncul setelah perwakilan Taliban mengunjungi China.

        China mengatakan melihat Taliban memainkan peran penting dalam proses perdamaian dan pembangunan kembali Afghanistan.

        "Tidak ada yang memiliki kepentingan dalam pengambilalihan militer negara oleh Taliban, pemulihan emirat Islam," kata Blinken, yang ditanya tentang pembicaraan saat berkunjung ke India.

        Dia mendesak Taliban untuk datang ke "meja perundingan ... secara damai".

        Sembilan perwakilan Taliban pada hari Rabu melakukan perjalanan ke Tianjin untuk melakukan pembicaraan.

        Dalam sebuah cuitan, juru bicara Taliban mengatakan China telah "menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan bantuan mereka dengan Afghanistan dan mengatakan mereka tidak akan ikut campur dalam masalah Afghanistan tetapi akan membantu memecahkan masalah dan pemulihan perdamaian di negara itu."

        Dalam sebuah pernyataan, kementerian luar negeri China mengatakan akan mengejar kebijakan "tidak campur tangan" dalam urusan internal Afghanistan.

        Penarikan tergesa-gesa pasukan Amerika Serikat dan NATO dari Afghanistan sebenarnya menandai kegagalan kebijakan AS terhadap Afghanistan, dan rakyat Afghanistan memiliki kesempatan penting untuk menstabilkan dan mengembangkan negara mereka sendiri, tambahnya.

        Kekerasan meningkat di Afghanistan, dengan Taliban menguasai sebagian besar negara itu, saat AS menarik pasukannya menjelang batas waktu September.

        Pertemuan tingkat tinggi di China menunjukkan bahwa Taliban diakui di panggung internasional sebagai kekuatan politik utama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: