Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: KDDI, Korporasi Jepang yang Kembangkan Sejumlah Teknologi Komunikasi

        Kisah Perusahaan Raksasa: KDDI, Korporasi Jepang yang Kembangkan Sejumlah Teknologi Komunikasi Kredit Foto: KDDI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        KDDI Corporation adalah perusahaan terkaya berdasarkan pendapatannya tahun 2020 dengan total 48,17 miliar dolar AS. Perushaaan telekomunikasi asal Jepang kini duduk di peringkat ke-241 dunia.

        Peringkatnya dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2020 itu ikut naik 4 poin setelah pendapatannya melonjak 5,1 persen. Hasil penjualannya pun meningkat 5,6 persen sehingga KDDI mengantongi keuntungan sebesar 5,88 miliar dolar. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Sberbank, Perbankan Tertua dan Terbesar di Rusia

        Dalam catatan Fortune, KDDI mengumpulkan 88,64 miliar dolar dalam asetnya, dan total karyawannya saat itu berjumlah 44,952 orang. Berikut ini kisah perusahaan raksasa KDDI pada Jumat (13/8/2021) yang akan diulas oleh Warta Ekonomi dalam artikel sebagai berikut.

        KDDI adalah perusahaan hasil merger dari dua korporasi besar saat itu, yakni DDI (Daini-Denshin Denwa) Corporation dan KDD (Kokusai Denshin Dendwa) Corporation. Perusahaan secara resmi didirikan tanggal 1 Oktober 2000.

        KDD telah ada sejak 1953. Pertumbuhannya cukup cepat saat itu, karena pada 1963 atau tepat 10 tahun sejak ia berdiri, KDD sukses menjadi salah satu TV antara Jepang dan AS yang mengudara di Ibaraki Space Communications Research Facility.

        Sementara itu setelah merger berhasil dilakukan, KDDI meluncurkan jaringan 3G menggunakan teknologi CDMA2000 1x, yang diluncurkan awal Aprik 2002. Setahun kemudian pada 28 November 2003, produk lain milik KDDI diluncurkan bernama EV-DO Rev 0. Itu merupakan sebuah layanan dalam CDMA 1X WIN, yang merevolusi industri telekomunikasi mobile Jepang, karena tekonologi itu memperkenalkan data dengan kecepatan 2,4 mbit/s.

        Pada November 2004 au by KDDI memperkenalkan musik termasuk layanan download ringtone Chaku Uta Full (musik ringtone full), untuk download lagu full length ke handphone. Dalam waktu enam bulan sejak diperkenalkan, pada 15 Juni 2005, pelanggan telah mengunduh 10 juta lagu Chaku Uta Full berdurasi penuh.

        Hingga akhir Juni 2005, au by KDDI memiliki 20.122.700 pelanggan, di antaranya 18.723.200 (93 persen) adalah pelanggan 3G CDMA2000. Ini adalah operator seluler terbesar kedua di Jepang dengan peningkatan pangsa pasar 20,0 persen.

        Pada tanggal 26 Januari 2006, aplikasi pencarian lokal penunjuk pertama, Pencarian Lokal Mapion - Didukung oleh GeoVector, diluncurkan di jaringan KDDI pada handset yang dilengkapi GPS dan kompas. Pada bulan Desember 2006, au by KDDI menjadi operator pertama yang menyediakan layanan EV-DO Rev A dengan kecepatan data 3,1Mbit/s (downlink), 1,8Mbit/s (uplink).

        Sementara itu, di Januari 2007, KDDI mengumumkan sepuluh model 3G barunya untuk musim semi 2007, dan konsep ponsel desainer baru Media Skin oleh Tokujin Yoshioka yang nantinya akan ditampilkan di Museum of Modern Art di New York dengan model Infobar, Talby dan Neon. Toshiba, Casio, Sanyo, Kyocera, Hitachi, Sony Ericsson, Sharp, dan Panasonic telah memproduksi model lainnya. 

        KDDI juga mengumumkan bahwa mereka akan berkolaborasi dengan produsen Taiwan HTC Corp untuk menjual ponsel HTC J di Jepang mulai Mei 2012. Ponsel HTC J menampilkan sistem operasi Android 4.0.

        Di masa selanjutnya, Pada 21 Oktober 2011 KDDI membeli Jaringan Pengiriman Konten CDNetworks seharga 167 Juta dolar. KDDI bersama dengan Sumitomo Group menandatangani perjanjian dengan Myanmar Post and Telecommunication (MPT) milik Negara Myanmar pada Juli 2014 untuk bersama-sama mengoperasikan layanan telepon seluler di Myanmar selama 10 tahun ke depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: