Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, mengungkapkan, meski kasus Covid-19 saat ini terjadi tren penurunan secara nasional, di sejumlah daerah masih dinyatakan belum kondusif dalam penanganan Covid-19.
"Kondisi sekarang belum menjamin, jadi Kementerian Kesehatan memiliki 3 strategi dalam menghadapi kemungkinan lonjakan kasus Covid-19," ujarnya dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakornas) ke-31 APINDO bertajuk Upaya Bersama Memutus Pandemi Covid-19 dan Membangkitkan Ekonomi, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Naikkan Target Vaksinasi Harian 2,5 Juta per Hari
Strategi Kemenkes tersebut, kata Kunta, pertama melalui deteksi. Saat ini, terjadi peningkatan tes hingga mencapai 400 ribu per hari. Angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak 3 kali lipat dibandingkan sebelumnya.
Testing tersebut merupakan tindak lanjut dari upaya tracing bila ditemukan kasus Covid-19. Pasien yang dinyatakan terinfeksi Covid-19 inilah yang nantinya akan dilakukan tracing ke sebanyak 10-15 orang yang pernah kontak erat dengan pasien tersebut. Bila hasil testing menunjukan hasil negatif, aka orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasient tersebut diharuskan melakukan isolasi mandiri.
Adapun yang yang dinyatakan positif Covid-19, nantinya petugas akan melakukan tracing dan testing lagi ke sebanyak 10-15 orang yang pernah melakukan kontak erat. Strategi testing ini dilakukan secara berantai dan berkelanjutan. "Ini yang membuat pelacakan virus menjadi lebih terkonsenterasi sehingga kita bisa menjaga penyebarannya," katanya.
Kedua, strategi terapeutik. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan konversi tempat tidur 30-40 persen dari total kapasitas rumah sakit. Termasuk jaminan pemenuhan suplai oksigen, alat kesehatan, obat-obatan dan SDM dengan mengerahkan tenaga cadangan yang meliputi dokter internship, koas, dan mahasiswa tingkat akhir.
Selain itu, rumah sakit akan diberlakukan pengetatan syarat masuk bagi pasien dengan saturasi kurang dari 95 persen yang mengalami sesak napas. Pengawasan ini nantinya dilakukan oleh tenaga aparat dan relawan agar hanya menerima pasien dengan kondisi sedang, berat, dan kritis di rumah sakit. "Termasuk meningkatkan pemantauan isolasi mandiri dengan memanfaatkan telemedicine," jelasnya.
Ketiga, strategi vaksinasi dengan mengalokasikan vaksin sebesar 50 persen di daerah-daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi. Dia juga mendorong agar kartu vaksinasi dapat menjadi prasyarat bagi pelaku perjalanan. Dorongan tersebut diimplementasikan dalam penyediaan sentra vaksinasi di bandara-bandara seperti di Jakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Bali, dan DIY.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: