Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kasus Corona Indonesia Merosot Tajam, Politikus Malaysia Terheran-heran sampai Protes ke Menkes

        Kasus Corona Indonesia Merosot Tajam, Politikus Malaysia Terheran-heran sampai Protes ke Menkes Kredit Foto: Antara/FAUZAN
        Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

        Anjloknya kasus Covid-19 di Indonesia membuat seorang pimpinan parpol di Malaysia, Lim Kit Siang, iri. Dia pun langsung meminta Menteri Kesehatan Malaysia yang baru, Khairy Jamaluddin, untuk mengevaluasi kebijakan, agar Corona di negerinya juga bisa turun cepat. 

        Lim Kit Siang merupakan pimpinan Partai Aksi Demokratik (The Democratic Action Party/DAP). Saat ini, dia menjadi salah satu anggota parlemen Malaysia. 

         Baca Juga: Malaysia Terheran-heran Covid Disini Turun, Catat! Ini Karena Jokowi, Bukan Si Tukang Klaim..

        Lim membanding-bandingkan perkembangan kasus Corona yang terjadi di Indonesia dan Malaysia dalam dua pekan terakhir. Dia heran, mengapa kasus di Indonesia bisa turun tetapi di Malaysia masih melonjak. 

        "Bisakah Menteri Kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan?" tanya Lim seperti dilansir Malay Mail, Jumat (3/8).

        Padahal, lanjut Anggota Parlemen dari Iskandar Puteri itu, penduduk Indonesia jauh lebih banyak daripada Malaysia. Hampir 10 kali lipat. Malaysia hanya berpenduduk sekitar 30 juta jiwa, sedangkan Indonesia mencapai 272 juta jiwa.

        "Mengapa Indonesia mampu mengurangi jumlah kasus baru dalam 16 hari berturut-turut. Jumlah kasus di Indonesia kini lebih rendah dari Malaysia. Di saat Indonesia mencatat 8.955 kasus baru pada Kamis (2/9), Malaysia justru 20.988," cecarnya.

        Lim semakin heran saat melihat data-data penanganan Corona di Indonesia dan Malaysia. Dari sisi vaksinasi, per 3 September, penyuntikan dosis pertama vaksin Corona di Malaysia sudah mencapai 63,4 persen penduduk. Untuk dosis kedua atau dosis lengkap sudah 48,8 persen

        Di hari yang sama, penyuntikan dosis pertama di Indonesia baru 24,5 persen. Sedangkan untuk dosis lengkap baru 14,1 persen. 

        Lim pun mengingatkan, penanganan Covid-19 tak bisa hanya mengandalkan vaksinasi. Dia kepingin, Pemerintah Malaysia mencari cara yang lebih jitu dalam menangani Covid-19. "Agar kita bisa menang," harapnya.

        Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman membenarkan, dalam beberapa hal, Malaysia lebih unggul dari Indonesia terkait penanganan pandemi. Selain vaksinasi, persentase testing di Malaysia juga lebih baik dibanding Indonesia. "Kurang lebih ya 8 kali lipat lebih banyak," kata Dicky, dalam keterangannya, kemarin.

        Tapi, dua hal itu tidak memberi jaminan. Dalam perkembangannya, kurva kasus Covid-19 di Indonesia turun lebih cepat dibanding Malaysia. Pada 4 September, kasus harian Indonesia berada di angka 6.727 kasus. Sedang Malaysia, masih 19.057 kasus.

        Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit alias Bed Occupancy Rate (BOR) di Malaysia juga masih di kisaran 90 persen. Sementara, BOR di Indonesia sudah di bawah 25 persen.

        Soal angka kematian, Malaysia juga masih menunjukkan tren peningkatan. Yakni 362 kasus kematian akibat Covid-19 per 4 September 2021. Sementara Indonesia di hari yang sama, meskipun jumlahnya masih lebih banyak yakni 539 angka kematian, menunjukkan tren penurunan.

        Apa rahasia Indonesia bisa turun lebih cepat? Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menerangkan, penurunan terjadi berkat kombinasi kebijakan dari hulu hingga hilir. Dari pusat hingga daerah. Termasuk mendengar masukan dari para ahli, epidemiolog, ormas, relawan, dan lainnya. 

        Bahkan, ketika adanya pelonggaran, monitoring dan komunikasi risiko terhadap publik terus dilakukan. Dengan begitu, tercipta kesadaran masyarakat untuk lebih berhati-hati dan mematuhi protokol kesehatan (prokes). "Dukungan dari masyarakat menjadi sangat penting," terangnya, kemarin.

         Baca Juga: Kemenkes Klaim Suntikan Vaksin Covid-19 di Indonesia Telah Capai 100 Juta Dosis Per Agustus 2021

        Selain itu, lanjut Nadia, dedikasi tenaga kesehatan di hilir tidak pernah surut. Bahkan, ketika beban kerja yang meningkat saat kasus Corona memuncak, para tenaga kesehatan tidak mengeluh. "Mereka tetap berjuang memberikan pelayanan terbaik," terangnya.

        Nadia memastikan, penurunan kasus di Indonesia bukan hanya di atas kertas. Penurunan riil terjadi di lapangan. “Angka kematian turun, BOR turun, kasus positifnya juga turun," imbuhnya.

        Indikator penurunan juga terlihat di dunia maya. Saat ini, ucapan duka cita atas kerabat atau rekan meninggal di medsos maupun di grup-grup WhatsApp sudah berkurang.

        Demikian juga dengan suara sirine ambulans hingga pengumuman duka-cita di masjid-masjid, yang kini jauh berkurang. "Ini bisa dirasakan masyarakat," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: